Suara.com - Budayawan Sunda, Miranda H Wihardja mengatakan berdasarkan penanggalan kalender Sunda prediksi Indonesia akan bubar pada 2030 tidak akan terjadi malah pada tahun tersebut Indonesia berada pada masa kejayaan.
"Waktu 2012 itu ada ramalan dunia akan kiamat, itu santer sedunia. Saya sering ditanya wartawan saat itu, apa benar enggak demikian. Menurut kalender Sunda gimana? Saya sampaikan tidak mungkin kiamat," kata Miranda H Wihardja di Bandung, Senin (16/4/2018).
Begitu pun ketika ada prediksi Indonesia akan bubar pada 2030, menurut kalender Sunda itu tidak demikian.
Menurut dia, berdasarkan penanggalan kalender Sunda, tahun 2030 adalah masa keemasan bagi Indonesia karena saat itu dalam kalender Sunda masuk sebagai tahun cacing atau tahunnya rakyat.
Tahun 2030 Masehi sama dengan 1952 Saka (Kalender Sunda). Kalau sekarang 1940 Saka, berarti 2030 sama dengan 1952 Saka.
"Indonesia akan memasuki masa emas pada 2030 dan kondisi saat ini diprediksi kejayaan ini pun sesuai dengan sistem penanggalan Sunda," kata dia.
Mira mengatakan pembahasan tentang kalender Sunda yang merupakan bagian dari sejarah serta budaya menjadi fokus utama dalam konvensi nasional dalam rangka Memperingati 63 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Kota Bandung pada Selasa (17/4/2018).
Mira mengatakan budaya yang merupakan jati diri bangsa menjadi hal yang sangat penting untuk meningkatkan kekuatan negara. Hal tersebut di antaranya ditunjukkan dengan penggunaan kalender Saka Sunda.
"Kita jangan amnesia kalau menyangkut sejarah, kita ini punya budaya yang hebat. Kalau melupakan bisa bingung, makanya jadi galau dengan jati diri sendiri," katanya.
Dia mengajak seluruh lapisan masyarakat agar tidak berhenti melestarikan budaya. Salah satunya dengan tidak melupakan sistem penanggalan Sunda yang menurutnya tidak lekang oleh waktu.