Suara.com - Ketika tampil lebih berapi-rapi dalam setiap pidato dan kian gemar melancarkan kritik, persentase elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto justru drastis menurun.
Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan Media Survei Nasional (Median), persentase elektabilitas Prabowo yang sudah berikrar menjadi calon presiden pada Pilpres 2019 itu menurun 1,2 persen.
Direktur Riset Median Sudarto menuturkan, persentase itu didapat dalam survei yang digelar sebelum Partai Gerindra memberikan mandat kepada Prabowo sebagai bakal capres.
"Kami melakukan survei itu sejak sebelum Gerindra memberikan mandat kepada Prabowo. Jadi, dalam 2 bulan terakhir, persentase elektabilitas Prabowo justru menurun. Tak ada peningkatan setelah dirinya diberi mandat,” kata Sudarto dalam jumpa pers di Restoran Bumbu Desa, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (16/4/2018).
Baca Juga: Bengkak Kaki Terpidana Terorisme Ba'asyir Dinyatakan Bisa Pulih
Pada Februari 2018, persentase elektabilitas Prabowo masih sebesar 21,2 persen. Sementara pada bulan April, menurun 1,2 persen menjadi 20,4 persen berdasarkan pilihan 1.200 responden acak lembaga tersebut.
Sudarto menjelaskan, grafik menurun persentase elektabilitas Prabowo itu disebabkan citra sang tokoh sudah berbeda.
“Responden menilai sosok Prabowo kekinian sudah berbeda dari personya saat mengikuti Pilpres 2009 sebagai calon wakil presiden maupun sebagai capres pada 2014,” tuturnya.
Dalam dua periode kontestasi politik tersebut, Prabowo disebut memunyai citra pemimpin tenang dan bijaksana. Tapi kekinian, responden menilai citra itu tak lagi ada.
"Sebab, belakangan ini, pernyataan dan semangat itu diluapkan terbuka. Pembacaan Pak Prabowo yang akhir ini tempramental berapi-api," katanya.
Baca Juga: Randy Nidji Unggah Momen Konser Katy Perry, Ada yang Epik!
Untuk diketahui, Sudarto mengklaim survei yang dilakukannya memunyai batas kesalahan (margin error) 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.