Suara.com - Massa mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam Front Aksi Mahasiswa Jakarta Raya (FAM Jaya), menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Balai Kota, Jakarta, Senin (16/4/2018).
Mereka menagih janji program Gubernur Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno saat masa kampanye Pilkada 2017.
Massa juga membawa spanduk-spanduk bertuliskan, “Oke Oce Mu Ngibul Bro” dan “KJP Plusnya Mana? KJP Minus Kali Bro”.
"Warga Jakarta memilih pasangan Anies Sandi karena janji yang ditawarkan, tetapi realisasinya masih 'nol besar' alias sama sekali belum ada setelah enam bulan berkuasa," ujar orator aksi.
Baca Juga: Cara Polisi Buat Simulasi Model Cantik Tiara Tabrak Ojek Online
Tak hanya itu, dalam tuntutanya, massa menilai Anies-Sandiaga melakukan pembohongan publik terkait program OK OCE. Mereka juga meminta Anies-Sandiaga merealisasikan program rumah DP nol rupiah.
"Program DP rumah 0 persen, janjinya adalah akan membangun rumah tapak, namun realisasinya adalah pembangunan model rumah susun dengan syarat berat, minimal bergaji Rp 7 juta Rupiah yang tak mungkin diakses warga miskin," tuturnya.
Lebih lanjut, massa menilai ada pemotongan KJP Plus bagi siswa sekolah.
"Berikutnya adalah soal data Kartu Jakarta Pintar (KJP) plus. Oleh Dinas Pendidikan DKI dipotong dari Rp700 ribu per siswa menjadi hanya Rp400 ribu pengguna KJP Plus. Datanya bodong, KJP plus-nya bodong, padahal mereka adalah anak-anak warga DKI yang tergolong miskin. Bukannya KJP Plus, malah KJP Minus," kata orator.
Massa juga menilai Pemprov DKI menutup akses warga dalam proses pengambilan kebijakan dan transparansi anggaran dalam penyusunan APBD.
Baca Juga: Amien Rais Bilang Ada 'Partai Setan', Hanura: Politikus Comberan
"Partisipasi publik sebagai indikator perubahan di Jakarta sama sekali tak ada karena Anies dan Sandiaga menerapkan 'manajemen tertutup' dalam pemerintahannya," tandasnya.