Foto Ini Ungkap Kebohongan AS soal Suriah Punya Senjata Kimia

Reza Gunadha Suara.Com
Senin, 16 April 2018 | 14:32 WIB
Foto Ini Ungkap Kebohongan AS soal Suriah Punya Senjata Kimia
Kepala Institut Pembangunan Industri Farmasi dan Kimia Saeeda Saeed diwawancarai jurnalis di lokasi yang dibom pesawat tempur Amerika Serikat, Jumat (13/4/2018). Jika tempat itu adalah gudang senjata kimia seperti diklaim AS, maka Saeed dan para jurnalis seharusnya memakai masker. [Xinhua]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Otoritas pengelola kompleks lembaga sains di Suriah yang menjadi sasaran serangan udara agresi Amerika Serikat pada Jumat (13/4) pekan lalu, menepis tuduhan memunyai maupun mengembangkan senjata kimia pemusnah massal.

Kepala Institut Pembangunan Industri Farmasi dan Kimia Saeeda Saeed menegaskan, kompleks yang dibom AS tersebut justru digunakan oleh Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) pada tahun 2013.

"OPCW ada di kompleks ini sejak tahun 2013, dan hingga kekinian masih beraktivitas melakukan pemantauan," kata Saeed setelah pesawat tempur AS menghancurkan bangunan tersebut yang dilansir Xinhua, Senin (16/4/2018).

"Kompleks gedung yang hancur ini adalah tempat kerja tim ahli OPCW di Suriah. Mereka membawa seluruh benda yang dicurigai sebagai senjata kimia untuk diteliti. OPCW sendiri sudah 2 kali melaporkan tak ada senyawa kimia yang digunakan untuk senjata," jelasnya.

Baca Juga: Salah Fokus Kejar Liga Champions, Bukan Sepatu Emas

Ia menuturkan, AS sudah berbohong mengenai adanya instalasi senjata kimia yang digunakan militer Suriah untuk membunuh rakyat atas perintah Presiden Bashar Al Assad.

"Aku dan kalian sendiri, para jurnalis dalam dan luar negeri menjadi saksinya. Seandainya ada senjata kimia di sini, maka kita tak bakal bisa berdiri tanpa memakai masker saat ini," tuturnya.

OPCW telah mengakhiri aktivitasnya di Suriah pada akhir 2013, setelah tentara Suriah menyetujui menyerahkan gudang senjata kimia.

Pada Juni 2014, seluruh gudang senjata kimia dari tentara Suriah diserahkan ke OPCW.

Baca Juga: Jika Koalisi dengan Prabowo, PKS Syaratkan Dapat Kursi Cawapres

Namun, setelah tentara Suriah menyerahkan senjata kimia, negara-negara Barat terus menuduh pasukan pemerintah menggunakan senjata kimia.

Pada 7 April, para pemberontak di distrik Douma di desa Ghouta Timur, Damaskus, menuduh pasukan pemerintah Suriah menggunakan gas klorin dalam serangan di daerah itu.

Tuduhan pemberontak yang didukung AS itu merupakan klaim yang tidak pernah diakui oleh tentara dan pemerintah Suriah.

Sebelumnya, pada hari Jumat, AS, Inggris dan Perancis meluncurkan serangan rudal terhadap posisi militer Suriah, termasuk pusat penelitian ilmiah di lingkungan Barzeh, timur laut Damaskus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI