"Ayah saya memegang tangan saya dan kemudian menarik tubuh yang sudah tertimbun material bangunan," jelas dia kepada Madiunpos.com, di sela-sela pemakaman ayahnya.
Setelah berhasil diselamatkan, Panca yang mengalami luka-luka di bagian kepala dan beberapa bagian tubuhnya langsung dilarikan ke RSUD Sogaten.
Namun, justru sang ayah yang kemudian berada dalam kondisi kritis.
Debu yang sangat pekat dari reruntuhan bangunan itu dihirup Aswardi dan menjadikan dadanya sesak.
Baca Juga: Ade Armando Akhirnya Bertemu Damin Sada di Kantor Polisi
Aswardi yang memiliki riwayat jantung mengalami sesak nafas dan setelah itu langsung dibawa ke RSUD Dr Soedono Madiun.
"Setelah menolong dan membawa saya ke rumah sakit. Saya tidak tahu apa yang terjadi pada ayah. Tahu-tahu saat pulang sekitar pukul 09.00 WIB. Ayah sudah dimandikan," ujar dia yang mengenakan baju koko dan sarung itu.
Panca menuturkan, robohnya atap dan tembok kamarnya bukan karena bencana alam atau angin kencang. Bangunan itu roboh karena usia yang sudah tua.
Sebelum peristiwa itu, keluarga tersebut sudah berencana merenovasi total rumah mereka. Aswardi juga telah mengumpulkan uang dan renovasi direncanakan dimulai pada 20 April mendatang.
Beberapa hari sebelumnya, kata Panca, Aswardi juga telah memperbaiki atap teras rumah.
Baca Juga: Dewan Masjid Indonesia Kecam Perang Agresi AS ke Suriah
"Jadi sebelumnya, ayah memang sudah tahu bangunan rumah mau roboh. Ayah juga sudah memiliki firasat itu dan makanya mau diperbaiki. Tapi sebelum sempat diperbaiki rumah sudah roboh duluan," jelas dia.