Suara.com - Dokter Michael Molyono, alumnus Fakultas Kedokteran Umum Universitas Airlangga, yang ditemukan tewas setelah terjun dari lantai 8 Tunjungan Plaza Surabaya, Jawa Timur, Rabu (11/4/2018), dipastikan bunuh diri.
Kapolsek Tegalsari Komisaris David Triyo Prasojo menuturkan, kepastian itu didapat setelah polisi menerima kesaksian keluarga sang dokter.
"Kalau dari keterangan keluarga korban, dia (dr Michael Molyono) memang sedang mengalami depresi," jelas Kapolsek David ditemui Suara.com, Kamis (12/4/2018).
Ia menuturkan, dr Michael Molyono mengalami depresi setelah dua kali gagal dalam ujian spesialis jantung.
Baca Juga: Modus Melamar Kerja, Eman Gondol Apple Macbook Karyawan Kantor
Sementara korban sendiri sangat percaya diri dengan kemampuanya.
"Dia dua kali gagal saat tes ujian spesialis kedokteran jantung. Dari situlah dia mengalami depresi hingga melakukan bunuh diri," ceritanya.
Ujian kedua dilakukan Molyono pada setahun silam. Sejak kegagalan untuk kali kedua, Molyono menyimpan kekecewaan hingga dibawa mati.
Untuk itu, pihak keluarga menegaskan tidak mau jasad dr Michael Molyono di autopsi oleh pihak kepolisian.
"Kami sudah memberikan pengertian agar kelurga mau anaknya di autopsi. Karena mereka tidak mau, akhirnya kami hanya melakukam visum luar saja," pungkasnya.
Baca Juga: Terungkap! Fredrich Yunadi Dulu Bernama Fredy Junadi
Menurut sumber teman satu kampus, Molyono dikenal sebagai sosok pendiam. Bahkan, selama 90 hari terakhir ini, korban sudah menghilang dari lingkungan kampus dan tempatnya bekerja.
Satu anggota keluarga korban yang enggan disebut namanya, membenarkan Molyono selama ini mangalami masalah berat.
Terutama saat hendak melanjutkan studi S2 kedokteran, yang mengakibatkan depresi berat.
"Kemungkinan inilah yang menjadi motif dr Michel Molyono nekad menjatuhkan diri dari lantai 13 TP," kata keluarga korban. [Achmad Ali]