Demi Sinyal Ponsel, Warga Pekajang Setiap Hari Mengarungi Lautan

Reza Gunadha Suara.Com
Kamis, 12 April 2018 | 13:37 WIB
Demi Sinyal Ponsel, Warga Pekajang Setiap Hari Mengarungi Lautan
Tower telekomunikasi yang berdiri di Desa Pekajang tapi tidak berfungsi. [Batamnews]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gawai kekinian bukan lagi sebagai alat sekunder atau tersier bagi warga, tapi sudah menjadi kebutuhan primer.

Tak terkecuali bagi warga yang menempati pulau-pulau terpencil di Indonesia. Misalnya, warga Desa Pekajang, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau.

Namun, karena warga kesulitan mendapat sinyal operator ponsel di daerah kepulauan itu, mereka rela menyeberangi lautan ke kota setiap hari.

Demi mendapat sinyal operator ponsel, warga setempat harus menaiki perahu ke Daik, ibu kota Lingga. Waktu tempuh mereka antara 4 jam sampai 6 jam, tergantung gelombang laut.

Baca Juga: Ketika Anies Selfie dengan Tiara, Masinis MRT Cantik Berhijab

"Mau cari sinyal ponsel, harus pakai pompong (perahu) dulu menuju arah ke Bangka, baru dapat sinyal. Kalau kami tetap di pulau itu, tak dapat menelepon," kata Firmansyah, warga Pulau Pekajang kepada Batamnews.co.id—jaringan Suara.com ketika ditemui di Daik Lingga, Kamis (12/4/2018).

Ia menuturkan, di Pulau Pekajang, sudah berdiri satu unit tower telekomunikasi. Namun, hingga kekinian, tower pemancar sinyal operator ponsel itu belum berfungsi.

"Kalau tidak salah saya, itu tower Telkomsel. Informasi yang kami dengar, itu tidak diaktifkan karena jumlah penduduk dan pengguna di sana (Pekajang) tidak mencapai target mereka. Tapi benar atau tidaknya saya kurang tahu," ujarnya.

Firman mengakui, jaringan telekomunikasi pada era kiwari sudah menjadi kebutuhan. Selain sebagai sarana untuk mendapatkan informasi terkini, ketersediaan jaringan tersebut juga dibutuhkan guna menjalankan program pemerintahan desanya.

"Kami berharap ada perhatian dari Pemerintah Daerah dalam hal ini. Kami tak ingin janji-janji lagi, apalagi sudah mau menjelang tahun politik ini. Kami hanya butuh bukti, dan Desa Pekajang dapat bebas dari keteriosoliran, terutama terpenuhinya jaringan telekomunikasi," katanya.

Baca Juga: Dekam Di Rutan, Jupiter Fortissimo Positif Kena Sakit Kulit

Bagi warga Desa Pekajang yang ingin ke Ibu Kota Kabupaten Lingga, Daik, mereka harus menempuh perjalanan laut menggunakan perahu pompong berkisar antara 4-6 jam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI