Pesawat Militer Bikinan Rusia Jatuh di Aljazair, 250 Orang Tewas

Reza Gunadha Suara.Com
Rabu, 11 April 2018 | 21:27 WIB
Pesawat Militer Bikinan Rusia Jatuh di Aljazair, 250 Orang Tewas
Satu pesawat militer jatuh di dekat ibu kota negara Aljazir, Aljir, Rabu (11/4/2018), yang mengakibatkan lebih dari 250 orang tewas. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Satu pesawat militer jatuh di dekat ibu kota negara Aljazair, Aljir, Rabu (11/4/2018). Akibatnya, lebih dari 250 orang tewas.

Insiden itu menjadi kecelakaan udara terbesar yang pernah terjadi di Aljazair.

Siaran televisi yang dikutip Reuters menunjukkan, adanya kerumunan dan kendaraan-kendaraan darurat di sekitar asap dan api dari bangkai pesawat di dekat Bandar Udara Baufarik, yang terletak di sebelah barat daya Aljir.

Barisan kantung mayat berwarna putih terlihat di samping pesawat transportasi militer, yang disebut media merupakan bikinan Rusia, Ilyushin.

Baca Juga: Facebook di Ambang Pemblokiran oleh Kominfo

“Sebanyak 257 orang tercatat tewas, dan sebagian besar dari mereka adalah tentara. Sementara 10 korban lainnya adalah anggota keluarga tentara,” demikian pernyataan resmi Kementerian Pertahanan Aljazair.

Sejumlah orang yang selamat, kekinian sudah dirawat di rumah sakit angkatan bersenjata.

Sementara anggota parlemen dari Partai FLN, yang berkuasa di Aljazair, mengatakan kepada stasiun televisi swasta Ennahar bahwa 26 orang anggota Polisario, juga tewas.

Polisario adalah kelompok gerilyawan bersenjata yang ingin memerdekakan diri di Sahara Barat. Kawasan itu juga diklaim Maroko dalam persengketaan wilayah yang telah berlangsung sejak lama.

Pesawat militer nahas itu tengah terbang menuju Tindouf, sebuah wilayah Aljazair yang berbatasan langsung dengan Sahara Barat. Namun, pesawat tersebut jatuh saat masih berada dalam perimeter bandara.

Baca Juga: Anies Akui Ganti Rugi Lahan Warga untuk MRT Belum Beres

Salah satu media online lokal, Algerie24, termasuk yang merilis pemberitaan mengenai tragedi ini sejak awal, serta terus meng-update perkembangannya, termasuk via akun medsos mereka.

Tindouf kekinian menjadi tempat penampungan bagi ribuan pengungsi akibat konflik wilayah di Sahara Barat. Sebagian besar di antara mereka adalah pendukung Polisario.

Upaya PBB untuk menggelar perundingan perdamaian antara Polisario dan Maroko yang telah berperang sejak 1975, saat pemerintah kolonial Spanyol mengundurkan diri, sejauh ini hanya menemui kegagalan.

Maroko mengklaim wilayah tersebut. Sementara Polisario mendirikan negara bernama Republik Demokratik Sahrawi Arab di tempat yang sama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI