”Bahwa ada unsur mitologis dalam setiap tradisi religius tidak dipungkiri. Tetapi, menyederhanakan soalnya dengan menganggap semuanya dongeng, berarti tidak menghargai proses pewarisan iman,” terangnya.
Rubianto memafhumi, pernyataan-pernyataan Rocky tersebut berada dalam konteks percaturan politik nasional, bukan murni untuk mengkaji teks-teks suci.
Namun, sambungnya, sebagai seorang dosen filsafat, Rocky seharusnya melancarkan kritik secara jernih menganai realitas politik.
“Filsafat mengajak kita berpikir kritis dan jernih, bukan mengambang di tengah dunia politik yang sudah tunggang langgang,” tandasnya.
Baca Juga: Ditabrak Model Cantik Tiara Ayu, Kini Sebagian Kaki Irfan Putus