Reaksi negatif semacam ini, menurut saya, mencerminkan kekurangpengetahuan tentang Islam. Kalau saja teman-teman yang protes ini menyempatkan waktu belajar kembali tentang Islam dan sejarah Islam, mereka tentu tidak perlu marah-marah.
Begini lho.
Apa sih yang dalam Islam dipandang suci? Allah jelas Maha Suci. Al Quran jelas suci karena merupakan kumpulan ayat-ayat Allah. Tapi azan?
Azan seperti yang kita kenal saat ini bukanlah perintah Allah.
Baca Juga: Ancaman Persekusi Ade Armando, Polisi Depok Akan Jaga Kampus UI
Bacalah sejarahnya.
Praktek azan dimulai pada tahun ke-2 Hijriah. Ini dimulai dengan musyawarah antara Nabi Muhammad dan para sahabat tentang apa cara terbaik untuk memberitahu umat Islam bahwa sudah tiba waktu shalat. Harap catat, saat itu tidak ada jam.
Ada beberapa ide dikemukakan sahabat. Ada yang bilang, kibarkan saja bendera. Ada yang mengusulkan, tiup terompet. Ada pula ide membunyikan lonceng. Ada yang menyarankan, menyalakan api. Tapi akhirnya yang dipilih adalah memanggil orang shalat dengan mengumandangkan azan seperti yang kita kenal sekarang ini.
Jadi ini adalah hasil kesepakatan Nabi dan para sahabat.
Dan format azan itu sendiri juga bukan berasal dari wahyu Allah, melainkan berdasarkan mimpi seorang sahabat bernama Abdullah bin Zaid (menurut kisah Abu Dawud). Ia mengatakan bahwa ia bermimpi bertemu dengan seorang pria yang mengajarinya mengumandangkan azan. Mimpi itu disetujui oleh nabi Muhammad.
Baca Juga: Polda Metro Telusuri Ancaman Ormas Persekusi Dosen UI Ade Armando
Menurut saya, kisah ini bisa sangat membantu kita memahami bahwa azan itu bukanlah hal yang sakral karena hakekatnya adalah cara untuk menyatakan waktu shalat sudah tiba. Sebuah penanda waktu.