Kids Zaman Now Tak Tertarik Gaya Komunikasi Kuno Prabowo

Selasa, 10 April 2018 | 09:15 WIB
Kids Zaman Now Tak Tertarik Gaya Komunikasi Kuno Prabowo
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. [Suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Bunda Mulia, Silvanus Alvin, menilai hasil Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019 akan ditentukan oleh pemilih pemula.

Alvin mengatakan, berdasarkan penelusuran yang ia lakukan, pemilih pemula yang berumur 17 sampai 24 tahun persentasenya bisa mencapai 40 persen.

"Menurut KPU, terdapat 196 juta penduduk WNI yang memiliki hak pilih untuk ikut dalam pesta demokrasi mendatang. Meski angka yang disebut KPU belum final, sedikit kemungkinan angkanya meleset jauh. Paling tidak pemilih pemula bisa mencapai 70 juta orang," ujar Alvin dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Selasa (10/4/2018).

Menurutnya, calon presiden dan wakil presiden yang bisa mengambil hati pemilih pemula akan mengantarkan mereka menjadi presiden dan wakil presiden untuk periode 2019-2024.

"Bisa dikatakan, nasib Indonesia berada di tangan muda-mudi bangsa. Nah, menarik untuk memerhatikan strategi komunikasi politik para kandidat Pilpres 2019," kata dia.

Lelaki penerima beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan lulusan master University of Leicester ini menilai sudah ada kampanye terselubung yang dilakukan petahana, Joko Widodo. Padahal, masa kampanye di Pilpres 2019 belum dimulai.

"Saya menganalisa Jokowi sudah mulai menarik perhatian dan hati dari pemilih pemula. Dia berusaha masuk dengan cara mengikuti apa saja yang sedang tren di kalangan anak muda," katanya.

Ia kemudian mencontohkan ketika viral film Dilan. Langkah Jokowi yang nonton film tersebut bersama putrinya Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution pada Februari 2018 lalu, dinilai sebagai upaya awal menarik perhatian pemilih pemula.

Selanjutnya Alvin menyinggung soal jaket denim yang dipakai Jokowi saat touring naik motor chopper di Sukabumi, baru-baru ini.

"Dari motor hingga jaket denim yang digunakan pun menarik perhatian masyarakat. Sepengetahuan saya, belum ada kandidat yang mencoba down to teenagers (berusaha masuk ke ranah anak muda) seperti Jokowi," kata dia.

Tidak hanya itu, upaya Jokowi untuk merebut hati pemilih dari kalangan muda juga bisa dilihat ketika mantan Gubernur Jakarta itu jalan santai dengan memakai sneakers Adidas Yeezy, yang harganya belasan juta.

Menurutnya, kultur dari sneakers ini sedang naik daun di kalangan muda.

"Saya mengamati, ada sebuah strategi untuk membingkai Jokowi ini sebagai politisi dan di saat bersamaan juga sebagai selebriti. Istilah celebrity politician ini menurut saya melekat pada diri Jokowi," kata Alvin.

"Media sudah tidak bisa lagi membedakan mana yang infotainment dan news, pokoknya selama itu Jokowi pasti akan diberitakan," Alvin menambahkan.

Ia menyebut Jokowi dan penasihat politiknya paham terkait aksi nonton Dilan, naik motor, atau memakai sneakers memiliki makna bagi kaum muda dan menarik untuk dikonsumsi di sosial media. Apalagi, kata dia, status Jokowi sebagai celebrity politician menambah daya tarik tersendiri.

"Bahkan, dari beberapa riset yang sudah di-publish di jurnal internasional, menyimpulkan pemilih pemula mencari informasi politik dari sosial media, bukan dari portal berita. Mereka masih membaca media, tapi aksesnya melalui platform seperti Facebook atau Instagram," jelas dia.

Mantan jurnalis di media nasional ini melihat langkah Jokowi itu 'one-step ahead', apalagi belum ada rival politiknya.

Untuk diketahui, sejauh ini belum ada deklarasi resmi untuk maju sebagai capres penantang Jokowi di 2019. Tetapi sudah ada nama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang santer terdengar akan kembali dijagokan Partai Gerindra.

Terkait hal tersebut, Alvin belum melihat ada strategi komunikasi politik yang dilakukan mantan Danjen Kopassus untuk menghadapi Pilpres 2019.

"Gayanya masih sama, yakni menampilkan sisi maskulintas pemimpin berwibawa, tegas, serta berani. Dari caranya berpidato, berpakaian, sampai pembentukan imej di sosial media, Prabowo masih menunjukkan representasi dirinya sebagai seorang nasionalis dan serupa seperti Bung Karno," katanya.

Menurut Alvin, kalau Jokowi dan Prabowo head to head dengan gaya komunikasi politik seperti itu, maka ia meyakini Prabowo tidak akan mampu mengalahkan petahana.

"Saya memprediksi Prabowo kecil peluangnya untuk menang melawan Jokowi. Menurut saya, kids zaman now tidak akan tertarik dengan gaya komunikasi kuno seperti itu. Perlu adanya perubahan strategi komunikasi," kata dia

"Saya mengibaratkan strategi komunikasi bak sepatu dan proses kampanye seperti lomba lari. Jokowi sudah ‘mencuri start’ dengan mengenakan ‘sepatu barunya’ yang menarik perhatian anak muda, sementara Prabowo masih di belakang garis start dan ia terlihat mengenakan ‘sepatunya yang usang’," lanjut Alvin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI