PBB Anggap Myanmar Tak Siap Hadapi Pemulangan Etnis Rohingya

Adhitya Himawan Suara.Com
Senin, 09 April 2018 | 05:47 WIB
PBB Anggap Myanmar Tak Siap Hadapi Pemulangan Etnis Rohingya
Pengungsi Rohingya di Kamp Pengungsian Kutupalong, Cox Bazar, Bangladesh, Minggu (1/10).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Myanmar tidak siap untuk pemulangan pengungsi Rohingya. Pernyataan ini dikemukakan oleh pejabat tertinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengunjungi negara itu pada tahun ini.

Sebelumnya, Myanmar dituduh memicu pembersihan suku dan mengusir hampir 700.000 warga Muslim tersebut ke Bangladesh.

"Dari yang saya lihat dan dengar dari orang, tidak ada layanan kesehatan, kekhawatiran akan perlindungan, keberlanjutan pengusiran, yang menjadikan keadaan tidak memungkinkan untuk kembali," kata Ursula Mueller, Wakil Sekretaris Jenderal Perserikatan bangsa-Bangsa untuk Urusan Kemanusiaan, setelah berkunjung enam hari ke Myanmar, Minggu (8/4/2018).

Pemerintah Myanmar berjanji melakukan yang terbaik untuk memastikan pemulangan berdasarkan atas perjanjian, yang ditandatangani dengan Bangladesh pada November, berjalan "adil, bermartabat dan aman".

Myanmar telah memastikan beberapa ratus pengungsi Rohingya dapat kembali. Kelompok itu akan menjadi "gelombang pertama" pengungsi dan dapat kembali ke Myanmar "ketika mereka nyaman", kata pejabat Myanmar pada bulan lalu.

Mueller diberikan kesempatan langka di Myanmar, diizinkan mengunjungi daerah paling terdampak di negara bagian Rakhine, dan bertemu dengan menteri pertahanan dan urusan perbatasan, yang dikuasai tentara, juga pemimpin Aung San Suu Kyi serta pejabat lain.

Pengungsian warga Rohingya terjadi sesudah tindakan keras tentara pada 25 Agustus di negara bagian Rakhine, Myanmar barat laut. Pengungsi Rohingya melaporkan pembunuhan, pembakaran, penjarahan dan perkosaan dalam tanggapan terhadap serangan pejuang terhadap pasukan keamanan.

"Saya minta pejabat Myanmar mengakhiri kekerasan dan kepulangan pengungsi dari Cox's Bazar harus sukarela, dengan cara bermartabat, ketika penyelesaian langgeng," kata Mueller kepada Reuters dalam wawancara di kota terbesar Myanmar, Yangon.

Myanmar menyatakan pasukannya terlibat secara sah dalam melawan "teroris" Rohingya.

Pejabat Bangladesh sebelumnya menyatakan meragukan kemauan Myanmar mengambil kembali pengungsi Rohingya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI