Jokowi Kesal Ada Kaus Bertuliskan '2019 Ganti Presiden'

Reza Gunadha Suara.Com
Minggu, 08 April 2018 | 09:09 WIB
Jokowi Kesal Ada Kaus Bertuliskan '2019 Ganti Presiden'
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengangkat kursi untuk menyaksikan pertunjukan sulap bersama anak-anak penderita kanker pendampingan Yayasan Kanker Anak Indonesia di halaman belakang Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (6/4).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - 2019 ganti presiden” ramai dibuat sebagai motif kaos, gelas, gelang, dan pernak-pernik lain. Foto dan video, serta tagar yang sama juga ramai berseliweran di media-media sosial beberapa waktu ke belakang.

Tak ayal, fenomena tersebut turut menjadi perhatian Presiden Joko Widodo, yang juga berstatus bakal calon presiden petahana pada Pilpres 2019.

Jokowi mengakui kesal terhadap isu-isu politik yang tak konstruktif, melainkan kontraproduktif. Kekesalannya itu diungkapkan ketika berpidato dalam acara Konvensi Nasional Galang Kemajuan 2018 di Ballroom Puri Begawan, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (7/4/2018), seperti diwartakan Antara.

"Sekarang isunya kaus (bermotif: 2019 ganti presiden). Masak kaus bisa mengganti presiden, yang bisa mengganti presiden itu hanya rakyat," tegasnya.

Baca Juga: Tak Perlu Uang, Naik Bus di Surabaya Cukup Bayar Pakai Sampah

Jokowi mengakui bukan sosok yang anti kritik. Namun, ia menegaskan kritik harus berdasarkan data atau fakta.

"Sekarang masyarakat sudah dewasa, sudah matang, sudah mengerti, bisa membeda-bedakan. Semuanya kalau mengkritik itu ada datanya, berbasis data dan bisa mencarikan solusi alternatif," pintanya.

Terkait tagar ”2019gantipresiden”, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, dalam salah satu acara di stasiun tv swasta nasional, pernah tampak menggunakan gelang dengan tulisan tagar tersebut.

Ketua Umum PPP Romahurmuziy menilai, itu adalah hal yang biasa terjadi dalam sistem demokrasi, apalagi jelang Pemilu dan Pilpres 2019.

"Karena kita tahu persis pertarungan 2019 itu sudah menuju bipolarisasi, dua kutub saja. Jadi pasti yang melontarkan tagar itu adalah lawan-lawan politik Pak Jokowi dan itu hal yang biasa dalam demokrasi," kata Romahurmuziy di DPR, Jakarta, Rabu (4/4).

Baca Juga: Jokowi yang Kini Tampil Lebih 'Galak'

Meski demikian, sebagai pendukung Presiden Joko Widodo, lelaki yang kerap dipanggil Romy itu mengklaim masih banyak masyarakat Indonesia yang menyukai Jokowi.

"Pemerintah hari ini di bawah presiden Jokowi adalah pemerintah yang memiliki sejumlah miles stone (tonggak) kesuksesan yang harus dilanjutkan untuk berikutnya," ujar Romy.

Sebagai perlawanan, Romy juga membuat tagar tandingan yang ia beri nama "lanjutkan 212".

Angka 212 merujuk perjalan kepemimpinan Jokowi mulai dari Walikota Solo, hingga jadi Presiden.

"Karena Pak Jokowi sudah dua periode memimpin kota Solo, dan satu periode menjadi Gubernur DKI Jakarta, dan mudah-mudahan dua periode menjadi presiden," harapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI