Bacakan Puisi Gus Mus, Ganjar Pranowo Dituding Rendahkan Azan

Reza Gunadha Suara.Com
Minggu, 08 April 2018 | 05:36 WIB
Bacakan Puisi Gus Mus, Ganjar Pranowo Dituding Rendahkan Azan
Gubernur nonaktif Jawa TengahGanjar Pranowo di Kota Tegal. (suara.com/Ambar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gara-gara membacakan puisi berjudul 'Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana', karya ulama sekaligus budayawan Mustofa Bisri, Calon Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dikritik warganet.

Kritik terhadap Ganjar bahkan ada yang  berdasarkan diskriminasi SARA.

Kecaman tersebut bermula  ketika Ganjar mengunggah satu video, berisi adegan dirinya membaca puisi dalam acara di salah satu stasiun televisi swasta nasional,  awal Maret 2018.

Namun, warganet menilai satu larik dari puisi Gus Mus—sapaan beken Mustofa—yang dibacakan Ganjar merendahkan makna azan.

Baca Juga: Tumbang di Derby Manchester, City Tunda Perayaan Gelar

Larik yang dimaksud yakni: “Kau ini bagaimana, Kau bilang Tuhan sangat dekat, Kau sendiri memanggilnya dengan pengeras suara setiap saat”.

Namun, Ketua DPW PPP Jateng Masrukhan Syamsurie menilai  “serangan” di dunia maya itu hanya untuk mengganggu ketentraman di daerah tersebut pada masa pilkada.

“Isu itu mengada-ada, seperti sengaja disangkutpautkan dengan sentimen isu puisi Sukmawati Soekarnoputri,” tuturnya, Sabtu (7/4/2018).

Ia menjelaskan, puisi “Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana” itu dibuat Gus Mus pada era 1980-an.

Persisnya ketika rezim Orde Baru berkuasa, sehingga puisi Gus Mus tersebut adalah medium untuk mengkritik penguasa Soeharto yang otoriterian.

Baca Juga: Menristekdikti Luncurkan Kapal Pelat Datar Besutan UI

"Saya waktu itu masih mahasiswa, dan tahu persis makna puisi Gus Mus tersebut,” tegasnya.

Menurut Masrukhan, mencuatnya isu ini merupakan gejala yang tidak sehat dan harus dihentikan.

"Ini Jawa Tengah mas, bukan DKI Jakarta yang pilkadanya diwarnai sentimen SARA. Ganjar bukanlah Sukmawati, dan puisi yang dibacakan Ganjar karya ulama besar yang sangat berpengaruh, Gus Mus," tegasnya.

Masrukhan meminta semua pihak menghentikan cara-cara kampanye hitam, apalagi yang dapat memecah belah warga Jateng.

"Kami yang merupakan bagian dalam upaya pemenangan Ganjar-Yasin, menginginkan kemenangan secara elegan dan kalau kalah juga akan secara terhormat," tandasnya. [Ambar]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI