Lawan Radikalisme, Said Aqil Siradj Institute Gandeng Polri

Adhitya Himawan Suara.Com
Sabtu, 07 April 2018 | 13:30 WIB
Lawan Radikalisme, Said Aqil Siradj Institute Gandeng Polri
Ketua PBNU Said Aqil Siradj [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Said Aqil Siradj (SAS) Institute sebagai sebuah gerakan masyarakat sipil yang fokus pada isu Islam Nusantara, perdamaian dan toleransi bersama Kepolisian Republik Indonesia sepakat untuk menangkal intoleransi dan radikalisasme.

Direktur SAS Institute, M Imdadun Rahmat, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu (7/4/2018), menyatakan pihaknya bersama pihak Kepolisian sepakat atau berkomitmen menjaga keberagaman dan toleransi umat beragama.

"Deradikalisasi itu proses. Ada ideologi kekerasan, ada aktor yang memproduk dan menyebarkannya, ada target yang disasar dan ada medianya. Kita harus bekerja untuk mebendung ideologinya, membatasi ruang gerak aktor-aktornya, menghambat medianya dan memagari masyarakat agar tidak terpapar. Paling kurang dengan melemahkan dan memutus salah satunya, proses deradikslisasi akan jauh melemah," katanya.

SAS Institute hadir atas desakan situasi, dimana ideologi kekerasan semakin berkembang di Indonesia. Radikalisasi agama adalah salah satu contoh, seperti halnya Islam selalu digunakan untuk membenarkan kekerasan atas nama agama, demikian papar Imdad.

Secara tegas dan lugas, SAS Institute akan bersama-sama pemerintah menjaga nilai-nilai Pancasila dan Islam Nusantara sebagai warisan para Wali.

"Kita melawan, dengan cara-cara yang damai dan edukatif. Narasi-narasi kekerasan kita modrasi dengan Islam rahmatan lil alamin, Islam Nusantara," kata Imdadun Rahmat saat bertemu dengan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, di Mabes Polri, Jumat (6/4/2018).

Sementara itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan, bahwa ada dua ideologi yang ditawarkan dalan rangka radikalisme agama. Kelompok Takfiri, yang berasosiasi dengan ISIS, dan kelompok Salafi-Jihadi yang berada pada jalur komando Al-Qaeda.

"Organisasi seperti SAS Institute semakin banyak, semakin bagus. Karena gerakan sipil seperti ini akan mencegah radikalisasi agama, serta melakukan diseminasi Islam damai, Islam Nusantara," papar Kapolri.

Kapolri juga berharap masyarakat luas bisa terlibat aktif dalam program Kontra Radikalisasi. Organisasi seperti SAS Institute bisa melakukan kerja sama dalam program itu. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI