Suara.com - Penemuan modifikasi digital substraction angiogram (DSA) alias pengobatan strok melalui metode “cuci otak” oleh Dokter Terawan Agus Putranto, menjadi polemik.
Bahkan, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memecat sementara dokter TNI berpangkat mayor jenderal tersebut karena dianggap melanggar etika kedokteran.
Namun, sejumlah mantan pasiennya memberikan kesaksian bahwa penemuan dr Terawan justru perlu didukung.
Salah satu mantan pasiennya yang bersuara membela adalah, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Baca Juga: Bulan Ini, Ada 2 Partai Bakal Gabung Koalisi Dukung Jokowi
“Saya ingin IDI meninjau kembali keputusannya. Saya menjadi contoh, sudah tiga kali berobat, mau kali keempat berobat (ke dr Terawan). Dulu saya vertigo, setelah diperiksa dr Terawan dan disarankan dibersihkan, alhamdulillah, sekarang bisa 3 jam berpidato. Kalau dikasih kopi, bisa 5 jam pidato,” tutur Prabowo, Kamis (5/4/2018).
Sementara Wakil Presiden Jusuf Kalla, diwartakan Antara, Jumat (6/4), mengatakan enam dari 10 menteri Indonesia berhasil dirawat oleh Kepala RSPAD Gatot Subroto tersebut.
"Ya tadi kami rapat kabinet, terbatas, ada 10 menteri. Saya tanya, ada berapa yang dirawat dr Terawan, dan dari 10 (menteri) itu ada enam, termasuk saya," kata Jusuf Kalla seusai menghadiri penyerahan bantuan di Markas Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat Jakarta, Jumat.
Jusuf Kalla mengatakan, metode penyembuhan yang dilakukan oleh Terawan lebih banyak manfaatnya, sehingga keputusan IDI memberhentikan sementara kegiatan Terawan selama 12 bulan ke depan perlu dikaji ulang.
"Saya kira lebih banyak sekali orang yang mendapat manfaat. Pak Try (Sutrisno) itu termasuk orang yang dibantu tepat waktu oleh Pak Terawan," tambahnya.
Baca Juga: Ini Beberapa Efek jika Tubuh Terkena Cairan Formalin
Mayjen CKM dr Terawan Agus Putranto SpRad(K) dijatuhi sanksi pemberhentian sementara sebagai anggota IDI, oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI.