Suara.com - Sebanyak 20 mantan staf magang di Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama bersaksi suasana kerja mereka saat itu. Mereka berbagi kisah dalam sebuah buku.
Kisah itu diceritakan dalam 'Catatan Anak Bawang Balai Kota: Ahok dan Hal-hal yang Belum Terungkap'.
Editor buku tersebut yakni Jurnalis Kompas, Wisnu Nugroho menilai, apa yang dilakukan oleh Ahok merupakan wujud partisipasi anak-anak muda untuk bisa berbuat sesuatu dalam rangka memperbaiki pelayanan publik yang ada.
“Esensi program magang Ahok merupakan kesempatan bagi anak-anak muda untuk berpartisipasi turut berkontribusi dengan masuk ke dalam sistem yang ada dan memperbaikinya dari dalam,” kata Wisnu dalam peluncuran buku tersebut di Plaza Senayan, Jumat (6/4/2018).
Baca Juga: Debut di IIMS 2018, Sokon Buka Pemesanan Pesaing Honda CR-V
"Kita punya harapan untuk memperbaiki pelayanan publik asal ada orang-orang tepat di dalam pemerintah dan mereka tidak boleh berjuang sendirian," tambah Wisnu.
Dalam peluncuran buku tersebut, salah seorang penulis Ayu Kartika Dewi, mengaku takut karena sebagai anak muda sudah sok tahu mengajari gubernur.
Pasalnya, kalau sudah mengiyakan, yang diusulkannya akan menjadi kebijakan pemerintah.
Contohnya adalah, tentang kebijakan virtual office yang mulai diusulkannya pada tahun 2015 silam.
Baca Juga: Sandiaga: Arena Berkuda AG 2018 Harus Steril dari Hewan Kurban
Setelah dijelaskan dan pentingnya virtual office bagi Jakarta, Ahok kemudian menyetujui untuk diterapkan. Berkat kebijakan itu, pengurusan perizinan menjadi jauh lebih mudah.
Lain halnya bagi Michael V Sianipar. Pemuda yang sudah ikut Ahok sejak pilkada dengan Jokowi ini menuturkan, mantan bosnya itu memiliki determinasi yang tinggi dan banyak sekali keinginannya.
"Contohnya LRT, meskipun skemanya ganti-ganti, tapi Pak Ahok punya determinasi sangat tinggi. Kalau orang lain nabrak tembok sudah, tapi kalau Pak Ahok hantam terus. Saya sulit temukan orang lain seperti itu," kata Michael.
Terpisah, menurut Fiona Handayani yang juga ikut menjadi penulis dalam buku tersebut mengaku beruntung bisa menjadi staf Ahok dan punya pengalaman melayani Jakarta.
"Saya sendiri merasa sangat beruntung bisa melayani Jakarta," kata Fiona.
Selain itu menurut Fiona, anak muda bisa ikut berkontribusi bagi pelayanan publik asal percaya dengan niat baik dan kerja keras. "Tidak harus menjadi dewa atau manusia untuk membuat perubahan," kata Fiona. [Priscilla Trisna]