Menteri Kesehatan: Setiap 10 Anak Indonesia Ada 4 yang Stunting

Kamis, 05 April 2018 | 19:48 WIB
Menteri Kesehatan: Setiap 10 Anak Indonesia Ada 4 yang Stunting
Menteri Kesehatan Nila F Moeloek. (suara.com/Dian Rosmala)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Kesehatan Nila Djuwita Farida Moeloek mengatakan, stunting atau konidisi kekurangan gizi kronis tengah ”menghantui” anak-anak Indonesia.

Ia menjelaskan, stunting berawal dari kekurangan nutrisi dalam waktu yang lama. Hal ini biasanya dimulai pada ibu hamil.

"Ibunya kekurangan gizi, tentu anaknya kekurangan gizi dan lahir jadi kecil. Yang jeleknya dia sampai umur 2 tahun tidak menyadari, tidak memberikan ASI eksklusif, berikan makanan pendamping, anak itu akan kerdil, pendek, tapi masalahnya otaknya juga ikut kerdil," ujar Nila di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (5/4/2018).

Nila menjelaskan, stunting dapat membuat perkembangan otak dan IQ anak terganggu. Hal ini bisa mengakibatkan anak tidak cerdas.

Baca Juga: Jennifer Dunn Diduga Bawa Make Up ke Lapas, Ini Penjelasannya

Ia menerangkan, berdasarkan riset kesehatan dasar tahun 2013 menunjukkan 37,2 persen anak Indonesia atau sekitar 8 juta anak mengalami stunting.

"Atau dari 10 anak kira-kira 4 anak stunting. Ini sangat merugikan dan kita mau bonus demografi. Stunting perlu jadi perhatian karena anak yang stunting nantinya akan melahirkan anak yang stunting lagi. Jadi, satu lingkaran yang akan terjadi di sini," jelasnya.

Menurut Nila, dalam menurunkan stunting tidak cukup kalau intervensinya dari kesehatan, atau pemberian makanan. Ia mengatakan hal ini juga harus didukung dengan lingkungan sekitar.

"Tapi perlu akses air bersih, sanitasi, dan tranhsportasi dan jadi ada intervensi sensitif. ini oleh yang kementerian lain. Jadi harus kerja sama," jelasnya.

Berdasarkan data, kasus stunting paling banyak terjadi di wilayah timur Indonesia, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Barat (Sulbar). Sedangkan untuk daerah yang cukup baik ada di Jakarta dan Bali.

Baca Juga: Liverpool Dinilai Hanya Beruntung Bisa Kalahkan Man City

Menurut Nila, masalah ini harus ditangani oleh lintas kementerian. Nantinya pemerintah akan membuat padat karya tunai di desa-desa.

Salah satu fokus program ini untuk merevitalisasi pos pelayanan terpadu (posyandu).

"Jabar juga tinggi karena penduduk padat. Nah ini kenapa (harus kerja sama) lintas kementerian, karena kesehatan ini akan baik kalu lingkungan juga baik dan perilaku baik," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI