Suara.com - Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin meminta publik yang menilai puisi “Ibu Pertiwi” buatan Sukmawati Soekarnoputri sebagai penistaan agama, memaafkan putri mendiang Presiden pertama RI Soekarno tersebut.
Ia juga meminta masyarakat tak menggelar aksi dan berharap orang-orang yang melaporkan Sukmawati ke aparat kepolisian untuk mencabut perkara itu.
"Kami mengajak seluruh warga untuk bisa menerima permohonan maaf beliau (Sukmawati) dan tidak lagi melakukan kegiatan (aksi). Bahkan kalau bisa, menghentikan upaya hukum mengajukan persoalannya ke pihak pengadilan, Bareskrim," ujar Ma'ruf dalam jumpa pers di gedung MUI, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, Kamis (5/4/2018).
Rois Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu juga berharap, masyarakat kembali membangun keutuhan bangsa Indonesia dan membangun kembali ukhuwah Islamiyah.
Baca Juga: Utut Adianto, Jago Catur yang Kini Jadi Pimpinan Parlemen
"Kita kembali membangun keutuhan bangsa negara dan mengutuhkan kembali sediakala sebagai bangsa dan memperkuat prinsip yang selama ini kita bangun ukhuwah Islamiyah dan watoniyah kalau beliau orang Islam. Kita kembali bangun ukhuwah wathoniyah. Itu harapan dari kami bangsa Indonesia," kata dia.
Ma'ruf menginginkan permasalahan puisi Sukmawati itu diselesaikan melalui dialog. Itu seperti yang dilakukan Bung Karno ketika menyelesaikan pertikaian antaranak bangsa.
(Suara.com)
Baca Juga: Rini Berharap Cina Percepat Konstruksi KA Cepat JKT-BDG