Suara.com - Perawat Rumah Sakit Medika Permata Hijau Indri Astuti mengakui memergoki Fredrich Yunadi memberikan berkas hasil uji laboratorium dan radiologi Setya Novanto kepada dokter Bimanesh Sutarjo.
Menurutnya, pemberian berkas itu semata untuk memuluskan kebohongan Setno saat mendapat perawatan di RS Medika Permata Hijau, sejak masuk pada 16 November 2017.
Menurut Indri, dokumen tersebut diserahkan Fredrich setelah Novanto masuk kamar inap di ruang VIP Nomor 323 lantai 3 RS Medika Permata Hijau..
"Iya saya lihat bapak ini (Fredrich Yunadi) bawa tas besar, kemudian sempat serahkan ada hasil lab dan radiologi ke dokter Bima (Bimanesh Sutarjo," kata Indri, saat bersaksi dalam sidang lanjutan kasus merintangi penyidikan kasua e-KTP dengan terdakwa Fredrich Yunadi di Gedung Pengadilan Tipikor, Jalan Bungur Besar Raya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (5/4/2018).
Baca Juga: Ini Jadwal dan Siaran Langsung Leg I Perempat Final Liga Europa
Indri menjelaskan, sebelum Novanto masuk rumah sakit, diagnosis yang ditulis Bimanesh pada surat pertama adalah vertigo dan hipertensi. Namun, diagnosis tersebut telah diubah oleh mantan pengacara Novanto.
"Seingat saya isinya nama Setya Novanto, kemudian di situ seingat saya ada trauma kapitis," jelasnya.
"Jadi berubah?" Konfirmasi jaksa KPK.
"Iya berubah," jelas Indri.
Untuk diketahui, Fredrich didakwa bersama dokter Rumah Sakit Medika Permata Hijau Bimanesh Sutarjo merintangi penyidikan perkara korupsi e-KTP yang menjerat Novanto.
Baca Juga: IDI Pecat Dokter Terawan, Apa Tanggapan Menkes Nila?
Fredrich dan Bimanesh disebut telah merekayasa supaya Novanto dirawat inap di Rumah Sakit Medika Permata Hijau pada pertengahan November 2017 usai kecelakaan tunggal.
Rekayasa tersebut dilakukan agar Novanto menghindari pemeriksaan penyidik sebagai tersangka perkara dugaan korupsi e-KTP.
Fredrich diduga melanggar Pasal 21 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 kesatu KUHP.