Ini Diksi di Puisi Sukmawati yang Bermasalah Versi Din Syamsuddin

Kamis, 05 April 2018 | 13:45 WIB
Ini Diksi di Puisi Sukmawati yang Bermasalah Versi Din Syamsuddin
Putri Presiden Pertama Republik Indonesia Sukmawati Soekarnoputri usai memberikan keterangan pers di kawasan Cikini, Jakarta, Rabu (4/4).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sukmawati Soekarnoputri menemui Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban Muhammad Sirajuddin Syamsuddin.

Pertemuan itu berlangsung di kantor Din Syamsuddin, kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Selasa (3/4/2018) sore.

Dalam pertemuan itu, Sukmawati didampingi sahabatnya sekaligus putri proklamator Mohammad Hatta, Khalidah Hatta.

"Dengan maksud untuk mengemukakan masalah yang sedang dihadapinya terkait puisi, dan pembacaan puisi yang ditulisnya dan dibaca pada Indonesia Fashion Week beberapa hari lalu itu," ujar Din di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Kamis (5/4/2018).

Baca Juga: Lawan MU, Alberto Goncalves Targetkan Cetak Gol

Dalam pertemuan dua hari lalu, Sukmawati membacakan puisi berjudul "Ibu Indonesia" yang ternyata dipermasalahkan sebagian kalangan karena dinilai mengandung unsur penodaan agama.

Sebab, dalam puisi itu terdapat perbandingan antara azan dan kidung.

Setelah membacakan puisi tersebut, Din diminta untuk memberikan tanggapan oleh Sukmawati.

"Tanggapan saya waktu itu, pertama sebagai karya sastra memang bersifat nisbi. Karena itu adalah hasil cipta, karya, rasa manusia yang sering abstrak. Bermain dengan kata-kata dan biasanya penuh dengan perlambang," kata Din.

"Maka sebenarnya, sangat mungkin diterima beragam oleh audiens, ada yang setuju, senang, tidak senang, bahkan mungkin ada yang tersinggung," jelasnya.

Baca Juga: April 2018, Konstruksi Jalan Tol Batang - Semarang 74,78 Persen

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini  mengakui, beberapa larik puisi yang dibacakan Sukmawati bisa menimbulkan ketersinggungan.

"Terutama ketika ada komparasi, perbandingan antara sesuatu dengan sesuatu yang kebetulan menjadi tema Islam seperti cadar dan azan," terangnya.

Tetapi, kata Din, soal pemakaian kata cadar tidak terlalu menimbulkan masalah. Sebab, di kalangan Islam juga masih menimbulkan kontroversial.

"Nah, tetapi dikaitkan dengan azan, bahwa kidung lebih indah, lebih merdu dari azan, nah ini bisa menimbulkan masalah," ungkapnya.

Mendengar hal tersebut, Din mengatakan Sukmawati kaget. Kepada Din, putri proklamator Bung Karno ini menyampaikan tidak ada niatan untuk melecehkan dan menghina umat Islam.

"Beliau (Sukmawati) menyatakan ‘memang kami ini, saya ini diajari agama oleh Bung Karno, oleh keluarganya, Fatmawati. Tapi pengetahuan agama kami terbatas, atau sedikit tidak banyak’, jadi merasa tidak tahu," kata dia menirukan perkataan Sukmawati

"Kalau saya menangkap ada ketidaktahuan itu. Bahkan dalam puisinya sendiri ada kan, ‘aku tak tahu syariat’," lanjut Din.

Rabu (4/4), Sukmawati telah menggelar konferensi pers di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, dan menyampaikan permohonan maaf pada masyarakat Indonesia yang beragama Islam, khususnya kepada mereka yang tersinggung karena puisi berjudul Ibu Indonesia.

"Dari sudut saya, karena ibu Sukmawati sudah memohon maaf, menyadari kekeliruannya, karena ketidakpahamannya tentang hakikat seperti azan dan sebagainya itu. Maka adalah akhlak islam untuk kita memaafkan. Itu adalah salah satu tanda orang bertaqwa di mana memberi maaf kepada manusia lain," pintanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI