Mahasiswa IAIN Salatiga Lantunkan Kidung Paskah di Gereja

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 03 April 2018 | 12:03 WIB
Mahasiswa IAIN Salatiga Lantunkan Kidung Paskah di Gereja
Kelompok paduan suara IAIN Salatiga turut mengisi perayaan pekan Paskah di Gereja Kristen Jawa, Kecamatan Sidomukti, Salatiga, Sabtu (31/3/2018). [Facebook/Metta Maryana]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Toleransi antarumat beragama di Kota Salatiga, Jawa tengah, terbilang erat. Tak ayal, Salatiga pernah mendapat predikat kota paling toleran dari Setara Institute tahun 2017.

Aksi toleransi itu pula yang diperagakan kelompok paduan suara Institut Agama Islam Negeri (IAIN) setempat.

Kelompok paduan suara tersebut, turut mengisi perayaan pekan Paskah di Gereja Kristen Jawa, Kecamatan Sidomukti, Salatiga, Sabtu  (31/3/2018).

Video kelompok aduan suara IAIN Salatiga dalam perayaan Paskah itu viral di media sosial, setelah kali pertama diunggah warganet di Facebook yang memakai akun Metta Maryana.

Baca Juga: Pesta Miras Oplosan, 3 Warga Jagakarsa Tewas, Lainnya Dirawat

Metta menyebar video itu di sejumlah laman komunitas Faebook seperti Kabar Salatiga dan Cinta Salatiga.

"Pengisian lagu dari Paduan Suara IAIN Salatiga dalam ibadah Paskah di GKJ Sidomukti pagi ini [Minggu]. Damainya kotaku. Dimana dalam keragaman, semua bisa hidup berdampingan dalam suasana yang penuh cinta. Tuhan Memberkati kita semua," tulis Metta sebagai keterangan video tersebut.

Dalam video berdurasi 2 menit 17 detik itu, pemandu ibadah mengakui kelompok paduan suara itu berasal dari IAIN Salatiga.

"Terima kasih paduan suara dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga," tutur pemandu acara dalam video tersebut.

Namun, aksi toleran tersebut justru menjadi perdebatan warganet. Selain banyak yang melontarkan pujian, ada pula cibiran.

Baca Juga: Intip 5 Fakta Menarik Jelang Juventus Lawan Real Madrid

Alhasil, Metta akhirnya menonaktifkan kolom komentar video unggahannya tersebut. Metta tak mau aksi toleran itu justru menjadi polemik yang kontraproduktif.

REKOMENDASI

TERKINI