Curhat Pembunuh Sopir Go-Car, Bantah Jadi Otak Tapi Buang Mayat

Senin, 02 April 2018 | 19:11 WIB
Curhat Pembunuh Sopir Go-Car, Bantah Jadi Otak Tapi Buang Mayat
Tyas Dryantama (19), salah satu pelaku perampokan terhadap sopir angkutan online (gocar), Tri Widiyantoro, tertunduk lesu. Dia sudah mendekam di penjara. (suara.com/Andhiko)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tyas Dryantama (19), salah satu pelaku perampokan terhadap sopir angkutan online (gocar), Tri Widiyantoro, tertunduk lesu. Dia sudah mendekam di penjara.

Sembari menunggu proses persidangan, tersangka yang masih berstatus mahasiswa salah satu universitas negeri di Sumatera Selatan ini pun ditahan di ruangan Tahanan dan Barang Bukti (Tahti) Mapolda Sumsel sejak penyerahan dirinya.

Suara.com menemuinya di Mapolda Sumsel. Dalam pengakuan langsungnya, Tyas mengklaim bukan otak dari perampokan tersebut. Setelah kasus ini terungkap, ia juga tidak mengetahui keberadaan dari Hengki, pelaku terakhir yang masih diburu.

"Yang merencanakan pembunuhan ini yakni Bayu Irmansyah, Poniman dan Hengki. Sedangkan saya hanya ikut-ikutan saja," ujarnya.

Baca Juga: Ini Sosok Otak Perampok dan Pembunuhan Sadis Sopir Go-Car

Namun dia mengaku ikut serta membuang mayat Tri. Dari hasil perampokan tersebut, Tyas klaim tidak mengambil sepeser uang pun.

"Saya memang ditawari hasilnya tapi saya tidak mau dan saya takut karena masih memikirkan kuliah saya," terangnya.

Kejadian ini berawal saat Senin (11/2/2018) ketiga temannya tersebut datang sudah merencanakan pembunuhan ini. Kemudian, Kamis(15/2/2018) saat baru pulang kuliah ketiga temannya datang ke kosannya dan menanyakan tali tambang dan dirinya mengambilkan tali tambang tersebut. Dirinya mengaku tidak tahu tali tambang ini digunakan untuk menjerat korban.

Bayu disuruh memesan go-car oleh Poniman dari belakang kantor Gubernur ke Kenten Laut. Dirinya pun mengaku diajak ketiga temannya tersebut untuk ikut.

Sesampainya di Kenten Laut ketiga temannya pun melakukan aksi ini dan dirinya hanya memegang tangan kiri dari korban. Setelah korban tewas ia pun disuruh membantu membuang korban di semak-semak.

Baca Juga: Tengkorak Sopir Go-Car yang Hilang Diyakini Lebih Besar

"Saya ingin melaporkan kejadian ini tapi saya takut karena kata Hengki jika saya melapor maka saya juga akan ditangkap. Jadi saya takut," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI