Bandingkan Kidung Ibu dengan Azan, Puisi Sukmawati Diprotes

Senin, 02 April 2018 | 18:03 WIB
Bandingkan Kidung Ibu dengan Azan, Puisi Sukmawati Diprotes
Sukmawati Soekarnoputri [suara.com/Welly Hidayat]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sukmawati Soekarnoputri, putri mendiang Presiden pertama RI Soekarno, menjadi sorotan sejumlah pihak karena puisi karyanya dianggap merendahkan lafal azan—seruan untuk mengajak umat Islam melakukan salat berjemaah.

Puisi yang dimaksud berjudul “Ibu Indonesia”. Puisi itu dideklamasikan Sukmawati dalam ajang Indonesia  Fashion Week 2018, yang digelar pada 28 Maret sampai 1 April.

Kapitra Ampera, pengurus Persaudaraan Alumni 212—organisasi eks demonstran anti-Ahok pada masa kampanye Pilkada DKI Jakarrta 2017—mengungkapkan terdapat bait puisi itu yang membandingkan “suara kidung ibu” dengan azan.

Berikut larik puisi Sukmawati yang membandingkan suara kidung ibu dengan azan:

Baca Juga: Gerindra Nilai Program OK Oce Belum Bisa Tampung Usia Produktif

“Ku tak tahu syariat Islam//Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok//Lebih merdu dari alunan azan mu.“

"Saya sangat menyesalkan isi puisi tersebut. Karena lantunan azan tidak bisa dikomparasikan dengan suara Ibu. Azan itu sakral sebagai seruan umat Muslim untuk salat, tidak ada hubungannya," ujar Kapitra kepada Suara.com, Senin (2/3/2018).

Selain itu, pengacara pentolan FPI Habib Rizieq Shihab ini menuturkan, puisi itu juga mengomparasikan cadar dengan tusuk konde.

Berikut lirik pusi yang membandingkan tusuk konde dengan tabir khas muslimah dan sejumlah perempuan penganut agama tradisi Abrahamik lainnya tersebut:

“Aku tak tahu Syariat Islam//Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah//Lebih cantik dari cadar dirimu.”

Baca Juga: Dikira Disekap, Ternyata Lina Selingkuh di Tempat Kerja

Menurut Kapitra, kedua hal tersebut juga tak bisa diperbandingkan.

"Urusan hijab atau bercadar, kan aturan agama Islam, tak bisa disandingkan, apalagi menjadi olok-olok. Kalau sudah pakai cadar, ya bagus, tapi kalau tidak memakai, ya tolong jangan menyinggung," katanya.

Kapitra mengklaim, terdapat dugaan penistaan agama dalam puisi tersebut dan akan menindaklanjutkan persoalanan tersebut.

"Akan ada rencana untuk melayangkan somasi atas dugaan penistaan agama secepatnya,” tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI