Remaja Ini Kena Hukuman 241 Tahun Dipenjara

Dythia Novianty Suara.Com
Senin, 02 April 2018 | 11:45 WIB
Remaja Ini Kena Hukuman 241 Tahun Dipenjara
Ilustrasi perampokan bersenjata. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang lelaki melakukan perampokan secara brutal saat dia remaja di Missouri dan menembakkan senjata ke dua orang. Aksinya itu membuatnya dipenjara hingga 241 tahun.

Bobby Bostic berusia 16 tahun ketika ia melakukan 17 kejahatan dimana ia diberi hukuman berurutan. Kecuali pengadilan berubah pikiran, dia akan dipenjara setidaknya hingga Januari 2091.

Sekarang, dia berumur 39 tahun dan hingga akhir masa hukumannya setidaknya dia akan berumur 112.

Bostic berasal dari St Louis, Missouri, di Midwest Amerika.

Umur 10, dia mulai merokok dan minum. Dia sudah memakai ganja sejak berusia 12 tahun dan merokok PCP saat berusia 13 tahun. Pada saat yang sama, dia mencuri mobil atau mengendarai mobil yang dicuri.

Baca Juga: Jasad Supir Gocar Tinggal Tulang, Pelaku Perampokan Ditembak Mati

"Itu adalah simbol status. Itu adalah gagasan kami tentang kekayaan - mobil yang bukan milik kami," katanya.

Peristiwa yang membuatnya dijatuhi hukuman pada Desember 1995. Bositic yang saat itu berusia 16 tahun, dia bersama rekannya merampok dengan brutal dan berakhir dengan menembak korbannya.

"Aku tidak berusaha membunuh orang itu atau memukulnya. Aku tidak bisa membuat alasan untuk itu. Seharusnya aku tidak melakukannya, dan aku menyesalinya," katanya.

Empat bulan setelah ditangkap, Bostic ditawari kesepakatan, mengaku bersalah dan mengambil hukuman seumur hidup (30 tahun) dengan kemungkinan pembebasan bersyarat. Tapi dia menolaknya.

Delapan bulan kemudian, dia ditawari perjanjian mengurangi hukuman dari pengadilan, dengan mengaku bersalah dan mengambil keputusan yang diputuskan oleh hakim. Sekali lagi, dia menolaknya. Mengapa?

Baca Juga: Kemang Rawan Perampokan, Tukang Ojek Dibegal dan Ditodong Pistol

"Saya dinasehati oleh orang - ayah saya, ayah tiri saya. Dia dipenjara - saya menulisnya dan dia mengatakan jangan pernah meminta maaf karena Anda tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Saya tahu saya bersalah atas kasus ini, tetapi saya selalu berpikir saya memiliki kesempatan yang lebih baik dengan juri. Sebagai seorang remaja berusia 17 tahun, saya masih tidak bisa berpikir jernih. Tetapi pada saat itu, itulah yang saya pikirkan," bebernya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI