Suara.com - Uskup Agung Jakarta Monsinyur Ignatius Suharyo mengungkapkan alasan parokinya tak mau menggelar perayaan Paskah 2018 di kawasan Tugu Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Minggu (1/4/2018).
Ia mengatakan, terdapat ketentuan dalam ajaran gereja Katolik bahwa perayaan Paskah hanya bisa dilakukan di dalam ruangan.
Sementara perayaan Paskah di Monas dan dihadiri Gubernur DKI Anies Baswedan beserta sejumlah petinggi pemerintahan, Subuh tadi, dilakukan oleh jemaat Gereja Bethel Indonesia Glow Fellowship Centre.
“Kalau gereja (non-Katolik Roma) lain mau, ya itu keyakinan mereka," kata Mgr Suharyo di Katedral, Jakarta Pusat, Minggu (1/4/2018).
Baca Juga: Pesona Bordir Tasikmalaya Curi Perhatian Pasar Internasional
“Kalau umat Katolik tidak mungkin merayakan di ruang terbuka. Karena, banyak sekali simbol-simbol Paskah. Kami tidak mungkin memindahkan altar, lalu ornamen kristus yang tidak boleh diletakkan sembarangan dan sebagainya. Tapi kalau gereja lain mau melaksanakan ibadat di Monas ya silakan,” tuturnya.
Untuk diketahui, jemaat GBI Glow menggelar perayaan Paskah di kawasan Monas, Jakarta Pusat, sejak pukul 04.00 WIB sampai pukul 08.00 WIB.
Perayaan berpusar pada panggung megah yang dilengkapi sistem pencahayaan dan pelantang suara kelas wahid. Acara ini juga dihadiri langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Perayaan Paskah di Monas yang diselenggarakan GBI Glow ini merupakan kali kedua digelar di sana. Paskah kali pertama digelar di Monas pada tahun 2015.
Baca Juga: Perempuan Cantik Ini Mau Adopsi Bayi yang Dibuang ke Hutan Lebak