Vatikan Panik, Paus Fransiskus Disebut Tak Percaya Neraka

Reza Gunadha Suara.Com
Minggu, 01 April 2018 | 08:00 WIB
Vatikan Panik, Paus Fransiskus Disebut Tak Percaya Neraka
Paus Fransiskus. (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Vatikan, pusat imamah umat Katolik sedunia, dibuat kelabakan, sehingga pekan ini terpaksa mengeluarkan pernyataan bahwa Sri Paus Fransiskus tetap memegang doktrin yang menyatakan neraka itu ada.

Pernyataan yang terbilang aneh tersebut muncul setelah surat kabar La Repubblica, menerbitkan artikel dari jurnalis ateis, sayap kiri, dan juga antiklerik, bernama Eugenio Scalfari (93).

Dalam artikel reportase berjudul "Jiwa yang buruk tak bakal dihukum", Scalfari menyebut Sri Paus mengatakan "neraka itu tidak ada".

Vatikan, seperti dilansir The New York Times, Jumat (30/3/2018), menyebut pernyataan Sri Paus yang kontroversial dalam artikel itu adalah "salah kutip".

Baca Juga: Perebutan Liga Champion di Liga Italia Serie A Makin Sengit

Meski begitu, pernyataan Paus Fransiskus saat mempersiapkan perayaan Minggu Paskah mengenai ada atau tidaknya neraka, terbukti terlalu menggoda bagi tabloid internasional, laman-laman daring kaum konservatif.

"Paus menyatakan tidak ada neraka," demikian judul berita utama di laman daring Drudge.

"Apakah Paus percaya terhadap Neraka?" tulis Patrick J Buchanan, kolumnis beken asal Amerika Serikat, pada kolom daringnya.

Sementara laman daring Metro UK menuliskan artikel, "Vatikan kelabakan setelah Paus Fransis mengatakan Neraka Tidak Ada".

Vatikan, dalam pernyataannya, menyebut Sri Paus seringkali berbicara bahwa neraka itu adalah tujuan akhir yang nyata bagi orang jahat.

Baca Juga: Penyiar Berita Melongo Dengar Suara Film Porno Muncul di Acaranya

"Lagi pula, dalam artikel La Repubblica, kalimat literal yang diucapkan oleh Paus tidak dalam tanda kutipan."

Scalfari, dalam wawancara kepada awak media pada Jumat (30/3) malam, menyetujui pendapat Vatikan tersebut.

"Mereka sangat benar (kalimat 'neraka tidak ada' tak ditulis dalam tanda kutipan). Ini (artikelnya) bukan hasil wawancara, tapi hasil sebuah pertemuan. Saya memang tak mencatatnya, tapi ini obrolan," tuturnya,

"Tapi seingatku, dalam obrolan kami, Sri Paus mengatakan 'neraka tidak ada'. Ya, tapi, pada orang seusiaku, bisa saja membuat kesalahan," tambahnya.

Sementara editor La Repubblica, Mario Calabresi, membela wartawan seniornya tersebut.

"Kami memang tak memasukkan artikel Scalfari ke kolom wawancara. Artikel itu sebagai karya pertukaran budaya dan dialog antara seorang Yesuit (tarekat dalam Katolik) dengan laki-laki era pencerahan (rennaisance) yang terpesona oleh agama, seperti abad ke-19," katanya.

Bagi komunitas jurnalis di Italia, tulis The New York Times, Scalfari disebut sebagai ikon gaya jurnalisme impresionistik dalam liputan-liputannya di Vatikan, politik, dan lainnya.

"Melalui gaya jurnalisme impresionistik itu,  inti dari sebuah artikel lebih penting daripada kata demi kata atau kutipan. Semangat pencerahan seperti yang ditunjukkan Scalfari lebih besar dari sekadar kata-kata," tulis laman berita tersohor di AS tersebut.

Meski menimbulkan kepanikan Vatikan, Sri Paus sendiri tampak menyukai Scalfari dan tulisan-tulisannya.

Paus, kata Scalfari, mengakui membutuhkan obrolan  dengan orang yang tak percaya terhadap agama seperti dirinya sebagai daya rangsang berpikir.

Pada September 2013 misalnya, Sri Paus Fransiskus mengirimkan surat kepada Scalfari , dan diterbitkan di La Repubblica.

Dalam surat itu, Paus menuliskan rasa simpatinya pada kaum ateis.

"Kalau kaum ateis tak memercayai adanya Tuhan, maka mereka harus mematuhi hati nurani mereka sendiri sebagai penuntun kehidupan," demikian satu kalimat Sri Paus dalam suratnya kepada Scalfari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI