Suara.com - Kondisi mata Nyak Sandang (91) pascaoperasi katarak sudah semakin membaik. Meski begitu, lelaki yang pernah menyumbangkan hartanya untuk pembelian pesawat pertama Indonesia itu belum boleh pulang dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto.
"Dokter merencanakan stay di sini dulu sampai waktu kontrol hari Rabu besok, untuk kontrol kembali mata," katanya Maturidi, salah satu perwakilan keluarga ditemui di RSPAD Gatot Subroto, Sabtu (31/3/2018)
Pihak keluarga, lanjut Maturidi sama sekali tak masalah dengan rencana rumah sakit. Malah, Maturidi menyatakan rasa terimakasih, terutama kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang telah memfasilitasi operasi katarak Nyak Sandang.
"Hari Rabu depan kita masih stay disini, terima kasih kepada bapak presiden yang telah memperpanjang masa perawatan untuk stay di rumah sakit," kata Maturidi.
Baca Juga: Suami Artis Dipanggil KPK, Geger Pose di Museum Holocaust
Nyak Sandang punya jasa besar bagi Indonesia. Dia menjual sepetak tanah dan 10 gram emas seharga Rp100 saat berusia 23 tahun. Nyak Sandang memberikan uang itu kepada Presiden Soekarno pada 1948. Presiden Pertama RI itu tengah mencari dana untuk membeli pesawat pertama Indonesia.
Dari kontribusi Nyak Sandang dan warga Aceh lain, Indonesia bisa membeli dua pesawat terbang yang diberi nama Seulawah R-001 dan Seulawah R-002. Dua pesawat tersebut merupakan cikal bakal maskapai Garuda Indonesia Airways.