Arseto Suryoadji Juga Dijerat Kasus Narkoba dan Senpi Ilegal

Jum'at, 30 Maret 2018 | 16:42 WIB
Arseto Suryoadji Juga Dijerat Kasus Narkoba dan Senpi Ilegal
Tersangka Arseto Suryoadji. [Suara.com/Agung Sandy Lesmana]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selain terjerat kasus ujaran kebencian, polisi juga menetapkan Arseto Suryoadji (36) sebagai tersangka kasus narkoba dan kepemilikan senjata api ilegal.

Arseto ditetapkan sebagai tersangka kasus narkoba setelah polisi menemukan sabu-sabu seberat 0,2 gram saat menggeledah kamar 15 di Apartemen Tamansari Residence di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (29/3/2018).

"Setelah kita lakukan penggeledahan kita menemukan, ada satu kotak isinya, ada barang bukti sabu setelah kita timbang brutonya, 0,2 gram," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Jumat (30/3/2018).

Selain sabu-sabu, polisi juga menemukan beberapa barang bukri berupa timbangan digital, cangklong bekas pakai, alat penyambung bong, satu rol aluminium foil dan beberapa klip plastik yang diduga digunakan obat-obatan terlarang.

"Kita temukan cangkul sisa pakai. Kemudian ada juga timbangan, ada juga alat untuk mengisap juga buatan sendiri. Dan juga kita temukan plastik, dan kertas alumunium voil," kata dia

Dalam kasus narkoba ini, Arseto dijerat Pasal 114 ayat 1 subsider Pasal 112 ayat 1 Undang Undang Nomor R1 Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman empat tahun penjara.

Adapun penetapan Arseto sebagai tersangka kasus kepemilikan senpi ilegal dilakukan setelah polisi menggeledah mobil Mercedez Benz milik Arseto. Di dalam mobil mewah itu, polisi menemukan satu pucuk airsoft gun dan satu pucuk senapan angin.

Dalam kasus senpi ilegal ini, Arseto dijerat Undang Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1951 dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara.

"Kita kenakan UU Darurat. Dan ancamannya 10 tahun. Makanya yang bersangkutan (Arseto) kita lakukan penahanan," kata dia

Dua kasus baru itu merupakan pengembangan setelah polisi menangkap Arseto terkait kasus ujaran kebecian bermuatan SARA pada Rabu (28/3/2018).

Kasus ini berawal dari laporan masyarakat yang curiga Arseto telah menyebarkan hate speech melalui akun Facebook pribadinya. Arseto memposting tulisan yang dianggap bermuatan SARA terhadap kegiatan keagamaan yang digelar di Monumen Nasional, Jakarta.

Dalam kasus hate speech ini, Arseto dijerat Pasal 156 KUHP dan Pasal Pasal 28 ayat 2 Juncto Pasal 45 ayat 2 Undang Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dengan ancaman maksimal hukuman 10 tahun penjara.

Sebelumnya, Arseto juga dilaporkan terkait kasus pencemaran nama baik melalui medsos. Kasus yang dilaporkan Jokowi Mania Nusantara, organisasi pendukung Presiden Joko Widodo di Polda Metro Jaya, Rabu (28/3/2018) masih dalam tahap penyelidikan.

Dalam kasus ini, Arseto diduga menuding relawan pendukung Jokowi menjual undangan pernikahan putri kandung Jokowi, Kahiyang Ayu dengan Bobby Nasution seharga Rp25 juta per lembar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI