Suara.com - Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu serukan perang terhadap kelompok separatis dari Organisasi Papua Merdeka (OPM). Seruan itu mengingat, OPM kembali berulah dengan menyerang aparat keamanan dan membakar sejumlah fasilitas umum di Desa Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua pada Sabtu (24/3/2018).
Menanggapi seruan Menhan, Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi PAN, Hanafi Rais mengatakan, pernyataan Ryamizard tak semata-mata perang dalam arti genjatan senjata. Perang di era kekinian bisa terjadi dengan cara apapun, termasuk juga perang informasi.
Namun demikian, ia mengaku bahwa seruan Ryamizard untuk berperang melawan separatisme harus disikapi serius.
"Kalau yang muncul itu redaksinya adalah ajakan perang, itu kita juga harus memahami bahwa bukan perang fisik saja ya, menggunakan alutsista, lantas senjata. Tapi juga misalnya yang cukup penting, urgent itu adalah perang informasi," kata Hanafi di Jakarta, Jumat (30/3/ 2018).
Hanafi menjelaskan, sejuah ini OPM lebih banyak melakukan propaganda isu dan informasi di sejumlah forum internasional. Propaganda ini yang mesti dilawan, agar OPM tidak lagi mendapat kepercayaan dari negara lain. Sebab, OPM sejauh ini banyak memproduksi informasi bohong atau tidak benar di forum-forum Internasional.
"Nah ini kan akan lebih tepat kalau kemudian kita melakukan perang informasi untuk melakukan counter terhadap isu-isu yang dimunculkan oleh gerakan separatis itu," ujar Hanafi.
"Jadi saya kira sebagai tentara, pak Menhan tentu pasti punya persiapan yang lebih matang, dan saya lebih senang memaknai ajakakan perang ini tidak hanya yang sifatnya militer tapi juga perang informasi dan perang nonfisik yang lain, karena itu sesuai dengan era sekarang," Hanafi menambahkan.
Namun demikian, jika dilihat dari perbuatannya, Hanafi menilai OPM tak lagi bisa dibiarkan. Mereka mesti dihadapi agar tidak semakin berulah dan membuat kekacauan.
"Kalau memang ternyata OPM sudah memulai kontak fisik pakai senjata, tentu harus dihadapi, dan itu tidak bisa kita membiarkan saja, nanti bisa meluas," kata Hanafi