Alhasil, setelah uang terkumpul, pada tahun 1990, Asnawi berangkat ke Arab Saudi untuk beribadah haji bersama istrinya. Sesampainya di mekah, Asnawi mengakui menangis bahagia bisa tercapai keinginannya.
Selepas haji, Asnawi memilih tinggal di Surabaya untuk menjadi juru parkir di Taman Bungkul, atas ajakan keponakannya.
Ia menceritakan, setelah menetap kurang lebih 3 tahun, Asnawi bertemu dengan orang etnis Tionghoa. Dia mengaku didatangi warga Pecindilan itu untuk meminta bantuan menjadi mualaf.
"Dia mendatangi saya untuk meminta dipertemukan pada seorang kiai. Dia bermaksud masuk Islam. Dia menjanjikan ke saya, setelah masuk Islam akan memberangkatkan saya dan istri berhaji," cerita bapak satu anak ini.
Baca Juga: Merger BTPN dengan Bank Sumitomo Mitsui Masih Tahap Uji Tuntas
Janji itu dipenuhi. Pada tahun 1993, Asnawi dan istrinya kembali naik haji untuk kali kedua.
"Saya tidak menyangka bisa kembali ke Mekah untuk kedua kalinya. Saya sangat bahagia," aku Asnawi yang terlihat matanya berkaca-kaca.
Nasib Asnawi semakin hari semakin mujur. Kini Asnawi telah diangkat menjadi pegawai pemerintah di bidang perparkiran. Gaji yang diterimanya per bulan sudah sesuai nilai UMK Kota Surabaya.
"Sekarang enak, tidak kayak dulu. Sudah 3 bulan ini saya menerima gaji bulanan. Senang sekali," tambahnya. [Achmad Ali]
Baca Juga: BTPN Bagi Dividen Tahun 2017 Sebesar Rp574,5 miliar