Seno lebih menekankan dalam karangannya, Indonesia bubar karena krisis ekonomi yang berkepanjangan.
Meski telah bubar dan terpecah-pecah menjadi negeri-negeri kecil, warganya justru berbalik makmur.
“Negeri itu sudah pecah menjadi berpuluh-puluh negara kecil, yang syukurlah semuanya makmur, tetapi mereka masih disatukan oleh bahasa yang sama, yakni Bahasa Indonesia, sebagai warisan masa lalu.”
Selebihnya, Seno dalam cerpen tersebut mengisahkan seorang dalang tengah mementaskan lakon seorang tokoh bernama Sukab, yang bekerja sebagai pemburu anjing untuk menghidupi istri dan anak-anaknya.
Baca Juga: Sihir dan Perbudakan Modern Buruh Migran di Arab Saudi
Pekerjaan itu dilakukan Sukab karena sempitnya lapangan pekerjaan dan desakan ekonomi. Setiap Sukab memanggul karung ketika berburu anjing, anak-anak mencemoohnya dengan berteriak “wongasu, wongasu” (manusia anjing).
Tuai Sindiran
Prabowo menuai banyak sindiran setelah pernyataan "Indonesia bubar tahun 2030" itu diketahui dikutipnya dari novel fiksi.
Namun, ia menepis semua sindiran itu dengan mengatakan, terdapat istilah “scenario writing” di kalangan akademis luar negeri.
Menurutnya, “scenario writing” berbentuk seperti novel, namun ditulis oleh ahli-ahli intelijen strategis.
Baca Juga: Komentari Prabowo, SBY: Tak Cukup Hanya Teriak 'NKRI Harga Mati'
"You buka dong. You buka, baca, belum kan?" ujar Prabowo seusai menjadi pembicara kunci dalam acara Wadah Global Gathering di Jakarta, Kamis (22/3/2018).