Suara.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, mengakui berharap menjadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo pada Pilpres 2019.
Jokowi sendiri, telah dideklarasikan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Nasdem, dan Partai Golkar, sebagai bakal calon presiden pada pilpres tahun depan.
Muhaimin mengklaim, sudah memunyai modal berupa kedekatan dengan Jokowi selama mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjadi presiden periode 2014-2019.
"Saya kan sama Pak Jokowi bareng sejak awal, yang mengusung, memenangkan, dan mengawal pemerintahan hingga hari ini, hingga tahun 2019. Tentu ada chemistry yang terbangun," kata Muhaimin seusai berziarah ke makam Taufik Kiemas, suami Ketua DPP PDIP Megawati Soekarnoputri, di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (25/3/2018).
Lelaki yang kerap dipanggil Cak Imin juga meyakini, dirinya bisa mendongkrak naik perolehan suara dukungan terhadap Jokowi.
Ia mengklaim, dirinya mampu menarik gairah massa PKB dan juga Nahdlatul Ulama untuk memilih Jokowi. Sebab, ia mengampu diri sebagai representasi suara Nahdliyin.
"Kekuatan suara umat Islam ini sangat besar. PKB dan NU. PKB saja ada 11 juta (suara) lebih. Itu sudah menjadi faktor-faktor penentu bagi kemenangan untuk 2019," ujar Cak Imin.
Terkait klaim pihak lain yang juga merasa dekat dengan Jokowi, Cak Imin mengakui itu suatu kelumrahan.
Ia merasa masih memiliki banyak waktu untuk meyakinkan Jokowi agar dipinang sebagai cawapres.
"Sebelum janur kuning melengkung, itu belum ada kesimpulan. Janur Kuning melengkung itu tanggal 4 Agustus (penetapan pasangan peserta Pilprs 2019 oleh KPU)," kata Cak Imin.
Ia juga mengklaim intensif berkomunikasi dengan Jokowi. Bahkan, ia mengakui kali terakhir bertemu Jokowi pada dua hari lalu, tapi tak memerincinya.
"Sampai hari ini, saya bersama Jokowi, menjadi pengusung, pendukung, dan mengawal pemerintahan. Semoga terus menerus, semoga. Saya sih tidak tahu (pilihan Jokowi), doa saya semoga Pak Jokowi bersama kita," harapnya.