Suara.com - Bagi sebagian orang, tato masih mendapat stigma meski hal tersebut sudah menjadi kelumrahan dalam kehidupan kontemporer.
Namun, pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, menegaskan stigma terhadap tato harus segera dihapuskan.
Saat menemui 300 perwakilan kaum muda banyak negara yang diwartakan Telegraph, Jumat (23/3/2018), Sri Paus meminta para pemuda-pemudi tidak takut terhadap seni merajah tubuh.
Pernyataan itu diutarakan Paus Fransiskus saat menjawab pertanyaan pemuda dari Ukraina, tentang "bagaimana merespons kebudayaan kontemporer?"
Baca Juga: Bintang Film Porno Pamer DVD Perselingkuhannya dengan Trump
"Tato tidak berkorelasi dengan sifat buruk manusia. Terlebih, secara historis, tato memunyai makna spiritual yang mendalam," tuturnya.
Ia menjelaskan, tato pada era arkais menjadi simbol keyakinan seseorang, seperti di kawasan Eritrea.
"Di sana, para gadis menato gambar tanda salib di dahi mereka. Itu sebagai tanda kecantikan sekaligus keyakinan mereka. Itu tampak berlebihan, tapi begitulah adanya. Tato seperti itu masih bertahan hingga sekarang," terangnya.
Dia menambahkan, bahwa imam muda Katolik bisa memunyai tato atau menggunakan tato sebagai medium untuk lebih akrab dengan kebudayaan tempat dia ditugaskan.
"Kuncinya, sangat penting untuk tidak takut. Dengan orang-orang muda, jangan pernah takut! Tidak pernah! Karena selalu, bahkan di belakang hal-hal yang tidak begitu baik, ada sesuatu yang akan membawa kita pada suatu kebenaran," tandasnya.
Baca Juga: Survei Polcomm: Elektabilitas Jokowi Masih Ungguli Prabowo