Suara.com - Peranan media massa dinilai sangat penting untuk meningkatkan partisipasi pemilih saat masuk tahun politik seperti ini.
Hal ini dikatakan oleh Pengamat Politik Sumsel, Bagindo Togar Butar Butar, usai acara Focus Group Discussion dengan tema "Peran Media Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih", di ruang Banggar DPRD Sumatera Selatan, Sabtu (24/3/2018).
Menurut Bagindo, media massa baik cetak maupun elektronik merupakan corong bagi calon kepala daerah untuk memberikan informasi visi misi dan program terkait pencalonannya. Bagi penyelenggara pemilu, media massa sangat efektif untuk menginfromasikan setiap tahapan pemilihan kepala daerah sehingga diketahui masyarakat luas.
“Peran media sangat penting dalam meningkatkan partisipasi pemilih, media inikan corong. Masyarakat bisa tahu siapa calon kepala daerah, visi misinya serta programnya melalui media massa, jadi media sangat membantu jalannya pilkada,” katanya.
Bahkan kata Bagindo yang juga Direktur Eksekutif Forum Demokrasi Sriwijaya (Fordes) ini, banyak pemimpin bangsa yang besar karena media massa. “Misalnya Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti,” ungkapnya.
Selain peran media massa yang dapat mendongkrak partisipasi pemilih, penyelenggara pemilu juga dituntut profesional untuk meningkatkan partisipasi pemilih. Karena sukses tidaknya pilkada akan dinilai dari partisipasi pemilih.
“KPU harus kreatif dalam setiap kegiatan, kerjasama semua pihak harus berjalan, baik itu kepada kelompok masyarakat, calon kepala daerah, pengawas pemilu dan partai politik,” katanya.
Sementara itu, Pemerhati Media Sumsel, Dr Arif Ardiansyah membenarkan jika peran media massa sangat penting dalam meningkatkan partisipasi pemilih. Menurutnya dengan adanya media massa termasuk juga media sosial, penyelenggara pemilu terbantu dalam mensosialisasikan setiap tahapan pilkada.
Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sumsel, Sidratul Muntaha menilai jika sudah tugas dari media massa untuk meningkatkan partisipasi pemilih, dari semua pelaksanaan pemilihan kepala daerah. Hanya saja, media sering kali terhalang oleh kurang aktifnya peran penyelenggara pemilu untuk menyebar luaskan informasi tahapan-tahapan dari pilkada tersebut.
Perlu disadari bahwa pengantar bagi masyarakat untuk mendapatkan semua informasi tentang siapa yang akan mereka pilih nantinya, sala satunya itu dari media. "Sekarang media sudah melaksanakan tugas tersebut. Tapi kami juga berharap, KPU sebagai penyelenggara harus berperan lebih aktif. Karena pada akhirnya parameter dari suksesnya pilkada itu bermuara pada seberapa besar partisipasi pemilih.
Terpisah, Ketua Aliasi Jurnalistik Indonesia (AJI) Kota Palembang, Ibrahim Arsyad meminta media tidak menjadi corong untum pasangan tertentu, muatan konten tidak black campaign atau yg bisa memecah belah antar pihak atau golongan tertentu, serta tidak menjadikan wartawannya sebagai timses (mencari keuntungan) sehingga bisa merusak independensi si wartawan. (Andhiko)