Mengenai kritik yang dilancarkan kepadanya, Tsamara memberikan jawaban diplomatis.
“Meski tentu saya tetap memiliki pandangan sendiri terkait tulisan saya dan sudah saya tuangkan secara utuh argumennya, tapi sekali lagi, ruang diskusi termasuk kritik dan saran, apalagi datang dari tokoh seperti Profesor Ariel harus dianggap sebagai bentuk kepedulian terhadap anak muda,” tuturnya.
Sementara mengenai penilaiannya bahwa aksi massa tak lagi relevan bagi kaum muda, Tsamara menuturkan, “Setiap orang memunyai cara pandangnya masing-masing. Saya hargai (perbedaan) itu dan dengan senang hati saling belajar,” tandasnya.
Baca Juga: Pola Permainan Sudah Terbaca Bhayangkara, Teco Tetap Pede