Suara.com - Presiden Joko Widodo menerima Panitia Konferensi Musik Nasional Ambon dan Perwakilan Stakeholder Industri Musik Nasional di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (22/3/2018) pukul 15.10 WIB.
Mereka yang hadir di antaranya Ketua panitia Konferensi Musik Nasional di Ambon Glenn Fredly, penyanyi Bunga Citra Lestari, komponis Erwin Gutawa Sumapraja, Bimo Setiawan Almachzumi, Abdee Negara, dan Yovie Widianto.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi menyampaikan keinginannya untuk ada strategi besar kebudayan Indonesia di bidang musik difokuskan dalam jangka panjang.
"Ada visi misalnya untuk 2050 ada, 2060 ini sudah mulai dirancang dari sekarang. Jadi lima tahun pertama yang akan kita kerjakan itu lebih fokus, 5 tahun kedua juga lebih fokus dengan target-target yang realistis dan dengan angka-angka," ujar Jokowi.
Baca Juga: Tarif Jalan Tol Mahal, Jokowi Panggil Dua Menteri dan Pemilik Tol
Kemudian 10 tahun berikutnya, kata Jokowi, ada strategi yang semakin mantap di industri musik untuk menyiapkan aspek ekonomi dan kebudayaan.
Menurut Jokowi, dengan adanya program jangka panjang tidak semua hal harus dikerjakan secara bersamaan.
"Itu akan lebih menurut saya, memberikan sebuah hasil yang lebih konkret entah masalah yang berkaitan tata kelola nggak apa-apa, mungkin lima tahun pertama nggak usah campur-campur konsentrasi ke sana kita gerakan habis-habisan soal tata kelola," kata dia.
Untuk strategi besar dalam menyusun visi ke depan bisa dirumuskan untuk lebih memberikan penjelasan menyangkut hal-hal yang harus pemerintah kerjakan.
Jokowi mengatakan pemerintah memerlukan masukan untuk merancang strategi kedepan di bidang seni, khusunya pada musik. Sehingga dalam jangka waktu lima tahun ke depan industri musik tak lagi terbelit persoalan hak cipta secara terus menerus.
Baca Juga: Jokowi Ngobrol soal Pembinaan Ideologi Pancasila dengan Megawati
"Jangan sampai setiap ganti presiden misalnya masih urusan dengan masalah properti copyright, itu 5 tahun harus mampu masuk ke tata kelola," kata Jokowi.