Disewa Politikus PPP, Waria PSK Ini Ngaku Belum Dibayar

Reza Gunadha Suara.Com
Kamis, 22 Maret 2018 | 15:12 WIB
Disewa Politikus PPP, Waria PSK Ini Ngaku Belum Dibayar
ILUSTRASI
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kematian politikus Partai Persatuan Pembangunan cabang Jombang, Muhammad Syafii Has (58), di kebun tebu tanggul Sungai Brantas, Desa Mlirip, Jetis, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (16/3), sempat membuat geger.

Pasalnya, Kapolresta Mojokerto Ajun Komisaris Besar Puji Hendro Wibowo mengatakan, Syafii kuat diduga tewas terkena serangan jantung setelah bersetubuh dengan waria berinisial F alias V.

Hal tersebut merupakan kesimpulan setelah polisi memeriksa 5 saksi, yakni warga Desa Mirip yang kali pertama menemukan mayat Syafii, pemilik warung kopi tempat mangkal waria PSK, dan V sendiri.

“V mengakui, korban mendatanginya di tempat prostitusi waria Dusun Kenongo, Kamis (15/3) malam, sekitar pukul 23.00 WIB. Hal itu dikuatkan oleh saksi lain, yakni R dan AG yang merupakan waria di sana,” jelas Wibowo, Selasa (20/3/2018).

Baca Juga: Prabowo Buka Sumber Informasi Indonesia akan Bubar Tahun 2030

Menurut pengakuan V, sang politikus partai Islam tersebut baru kali pertama ke lokalisasi tersebut. V juga mengakui sempat disewa untuk memberikan “jasa mulut” dan berhubungan badan.

“Ketika berhubungan badan, persisnya saat ejakulasi, korban mendadak kejang-kejang dan tak sadarkan diri. Karenanya, V kabur karena takut,” jelasnya.

Waria berusia 19 tahun tersebut kabur karena takut. Sebab, ia baru kali itu mendapati ”pasiennya” tak sadarkan diri ketika berhubungan badan.

”Dia takut, bahkan dia tak peduli jasanya belum dibayar, begitu  pengakuannya,” tukas Wibowo.

V ternyata kabur untuk memberitahukan kejadian itu kepada temannya dan pemilik warung kopi.

Baca Juga: Pedagang Sekitar Rusunawa Pasar Rumput Tak Takut Beraktifitas

”Sementara ini, V berstatus saksi. Kami belum menemukan bukti adanya tindak pidana dalam kasus ini. Pada tubuh korban juga tak ditemukan tanda kekerasan. Barang-barangnya juga tak ada yang hilang,” jelas Wibowo.

Mayat Syafii kali pertama ditemukan oleh Kasmari, pemilik kebun tebu.

“Kasmari menemukan mayat itu saat hendak mengecek kebun tebunya. Dia kaget melihat tubuh seseorang tergeletak tanpa busana. Kemaluannya hanya ditutupi celana yang tak dipakai. Jadi cuma ditempelkan,” kata Suwaji, ketua RT setempat.

Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara, polisi menemukan identitas korban. Pada KTP yang ditemukan, mayat itu diketahui sebagai Muhammad Safii Has (58) warga asal Dusun Ploso Rejo RT5/RW1 Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang.

Kapolsek Jetis Komisaris Subianto mengatakan, petugas juga menemukan sejumlah barang-barang yang letaknya tak jauh dari mayat.

"Ditemukan uang tunai, dompet, kartu identitas, kondom, tisu dan motor merek Honda Vario bernomor polisi S 5869 OD, itu tidak jauh dari korban," ujarnya.

Istri Tak Percaya

Ismiati (52), istri almarhum Syafii,  masih enggan memercayai suaminya meninggal dunia terkena serangan jantung setelah bersetubuh dengan waria bernisial F alias V.

Bagi Ismiati, suaminya merupakan sosok yang kesehariannya nyaris tanpa cacat. Syafii hanya mengabdikan dirinya pada masyarakat dan taat beribadah.

Dalam menjalani hidupnya di Dusun Pulorejo, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Jombang, almarhum hampir tak pernah memunyai masalah dengan tetangga atau siapa saja yang menjadi rekan kerjanya.

“Di mata keluarga, suami saya tidak ada bandingannya. Orangnya ikhlas. Di kampung, kegiatannya cuma ke masjid,” tutur Ismiati.

Ismiati memastikan, almarhum suaminya memang memiliki riwayat penyakit jantung. Beberapa waktu belakangan ini, almarhum sakit-sakitan.

"Suami saya memang punya riwayat sakit jantung. Bahkan, sebelum meninggal penyakit suami saya kambuh," tegasnya.

Almarhum sendiri, tambah Ismiati, memiliki agenda wajib ke masjid dan juga olahraga. Bahkan keluar malam juga hampir tidak pernah.

Ismiati sendiri juga tidak mau begitu protektif mencampuri urusan pribadi suaminya. Hiingga kekinian, dia juga tidak mengetahui apa isi SMS yang diterima suaminya.

"Mungkin di ponselnya ada SMS atau apa, saya tidak tahu. Saya tidak ingin terlalu mencampuri urusannya, mengingat dia juga sakit," kata Ismiati.

Sebelum meninggal, Syafii berpamitan pada Ismiati untuk menemui seseorang di Desa Blimbing, Kecamatan Kesamben, Jombang. Ismiati mengiyakan karena mengira tidak akan lama.

Waktu terus berjalan, namun suaminya tak kunjung datang. Ismiati bimbang dan beberapa kali mencoba menghubungi suaminya. Ponsel hanya terus berdering namun tak kunjung diangkat.

"Hingga larut malam suami saya belum juga pulang. Saya mencoba menghubungi ponselnya beberapa kali tapi tidak juga ada jawaban. Keesokan hari saya terkejut setelah mendengar kabar dari polisi bahwa suami saya telah meninggal," kenang Ismi sambil menahan air mata yang hampir menetes.

Saat itu, polisi mengabarkan Syafii sudah berada di RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto. Ismiati langsung menuju rumah sakit untuk menjemput jenazah suaminya.

Kepergian Syafii menghadap sang khalik meninggalkan satu anak laki-laki. Adit namanya. Saat ini dia sudah berumur 20 tahun.

Bagi Adit, Syafii adalah sosok ayah yang istimewa. “Beliau sangat 'gati' (perhatian) juga penyayang," kata Adit.

Jenazah Syafii Has sendiri sudah dikebumikan di makam desa Jombok, Kesamben, Jombang, Jumat malam (16/3/2018) sekitar pukul 23.00 WIB. Jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 22.30 WIB. [Ali Achmad]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI