Jokowi: Kritik Boleh, Tapi Jangan Asbun

Kamis, 22 Maret 2018 | 05:07 WIB
Jokowi: Kritik Boleh, Tapi Jangan Asbun
Presiden Joko Widodo (kiri) memanen jagung bersama petani saat panen raya jagung di Perhutanan Sosial, Ngimbang, Tuban, Jawa Timur, Jumat (9/3) (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah siap dikritik apabila ada kebijakan yang selama ini dianggap melenceng atau tidak sesuai dengan aturan. Tapi, Jokowi ingin kritik yang disampaikan dapat membangun untuk kebaikan bersama.

"Kritik itu juga penting untuk memperbaiki kebijakan yang ada saat ini," kata Presiden Jokowi di sela-sela Rapimnas Partai Perindo, di Jakarta, Rabu (21/3/2018).

"Belum tentu pemerintah betul. Belum tentu pemerintah bener. Kalau yang salah ya mesti ada yang mengingatkan dengan kritik," imbuh Jokowi.

Meski siap menerima kritik, Jokowi mengatakan kritik beda dengan mencela, kritik beda dengan mencemooh, dan kritik beda dengan fitnah.

"Kritik dengan nyinyir beda lagi. Kritik dengan menghujat juga beda. Kritik dengan fitnah beda. Kritik itu penting untuk memperbaiki kebijakan yang ada, tetapi kritik itu harus berbasis data," kata Jokowi.

"Kritik itu harusnya tidak asbun, asal bunyi, tidak asal bicara, kritik mestinya dimaksudkan untuk mencari solusi, kritik itu mestinya dimaksudkan untuk mencari kebijakan yang lebih baik," Jokowi menambahkan.

Pernyataan Jokowi disampaikan di tengah panasnya perdebatan tentang komentar politikus Partai Amanat Nasional, Amien Rais soal program bagi-bagi sertifikat untuk rakyat kecil oleh pemerintah.

Dalam sebuah acara di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), Amien menuding Presiden Jokowi ngibul dalam program itu sembari mengatakan bahwa sebagian besar tanah di Indonesia hanya dimiliki oleh segelintir orang saja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI