Suara.com - Jelang Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada 15-16 Juni 2018, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero telah menetapkan masa angkutan Lebaran selama 22 hari. Dan dimulai H-90 sebelum keberangkatan proses pemesanan tiket kereta sudah dibuka sejak 7 Maret hingga 24 Maret mendatang.
Manager Humas PT KAI Divre III, Aida Suryanti mengatakan, selama masa angkutan lebaran, PT KAI Divre III menyiapkan 59.444 tempat duduk dengan jumlah per hari sebanyak 2.702 tempat duduk.
Tiket tersebut berlaku untuk KA Komersial Sindang Marga relasi Kertapati-Lubuk Linggau (PP), KA Ekonomi Serelo relasi Kertapati-Lubuk Linggau (PP), KA komersial Limeks Sriwijaya relasi Kertapati-Tanjung Karang, KA Ekonomi Rajabasa relasi Kertapati-Tanjung Karang.
"Tiket untuk angkutan Lebaran ini sudah kita jual, 90 hari sebelum keberangkatan sudah bisa dipesan," kata Aida, Rabu (21/3/2018).
Aida mengatakan, untuk pemesanan tiket 24 jam bisa melalui aplikasi KAI Access, website KAI.Id contact center 121, gerai minimarket dan mobile apps yang dikelola dan mitra yang telah bekerja sama dengan KAI.
"Pemesanan KAI Acess banyak sekali keuntungan salah satunya fasilitas yang dimiliki pada chanel lain yakni E-boardingpass yang merupakan boarding pas elektonik yang ditertibkan melalui aplikasi KAI Access versi terbaru," tambahnya.
Ia mengatakan, dengan adanya e-boarding pass, para pengguna kereta cukup menunjukkan e-boarding pass pada layar smartphone mereka kepada petugas boarding tanpa harus mencetak di mesin cetak boarding pas Check In Counter (CIC).
Untuk Arus mudik diperkirakan akan mengalami puncaknya pada 13 Juni 2018 (H-2) dan puncak arus balik diperkirakan terjadi pada 17 Juni 2018 (H+1).
"Setiap tahun masyarakat yang akan mudik banyak yang akan pergi dengan tujuan Lubuk Linggau dan Tanjung Karang," katanya.
Baca Juga: PT KAI: Tiket KA Lebaran H-2 dan H-3 Sudah Ludes Terjual
Tidak hanya itu saja, katanya, KAI juga akan meningkatkan pengawasan didaerah-daerah rawan dengan menyiapkan petigas posko dan alat material pengawasan di daerah-daerah rawan dengan menyiagakan petugas posko dan alat material untuk siaga (AMUS) berupa batu, bantalan, rel, pasir dan menambah pemeriksa jalur.