Suara.com - Pernyataan spekulatif Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bahwa Indonesia terancam bubar pada tahun 2030, diminta dimaknai sebagai peringatan agar kaum elite mengelola negara secara baik.
Permintaan tersebut diutarakan politikus Partai Gerindra Elnino Husein Mohi, setelah pidato Prabowo yang menyebut pernyataan tersebut menjadi polemik.
Elnino mengakui, pernyataan Prabowo dalam potongan video yang diunggah di akun Fecebook Partai Gerindra, dikutip dari analis luar negeri.
"Nah, yang Pak Prabowo inginkan adalah jangan sampai negara kita begitu," kata Elnino di DPR, Jakarta, Rabu (21/3/2018).
Baca Juga: Tabungan Perumahan Rakyat Ditarget Sudah Berjalan April 2018
Anggota Komisi I DPR itu mengatakan, inti pesan Prabowo adalah semua rakyat Indonesia harus menjaga persatuan dan kesatuan.
Ia mengklaim, Prabowo sudah menunjukkan sikap tersebut saat menjadi peserta Pilpres 2014. Kala itu, Prabowo legawa menerima kekalahannya dari Joko Widodo.
"Waktu 2014 itu kami merasa menang. Kami juga merasa dikalahkan. Tapi saat Jokowi dilantik, Pak Prabowo datang memberi hormat. Itu simbolisasi agar pendukung Prabowo mengakui Jokowi sebagai presiden,” jelasnya.
Berikut pernyataan lengkap Prabowo dalam video itu:
Saudara-saudara, kita masih upacara, kita masih menyayikan lagu kebangsaan, kita masih memakai lambang-lambang negara, gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini.
Baca Juga: Polisi Ungkap Rentetan Penyebab Besi Rusunawa Timpa Tarminah
Tapi di negara lain, mereka sudah membikin kajian-kajian di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030.