Polisi: Penyerangan Pemuka Agama Sporadis, Tapi Bisa Menyebar

Selasa, 20 Maret 2018 | 16:12 WIB
Polisi: Penyerangan Pemuka Agama Sporadis, Tapi Bisa Menyebar
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto. [Suara.com/Lili Handayani]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mabes Polri memastikan penyerangan terhadap pemuka agama di sejumlah daerah tidak dilakukan secara terorganisasi, tapi sporadis.

Termutakhir, mantan Ketua Nahdlatul Ulama Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, diserang oleh laki-laki bernama Suyatno (34). Belakangan, Suyatno diduga menderita sakit kejiwaan.

"Ini berdiri sendiri ya. Karena kemungkinan terinspirasi di tempat lain, bisa juga," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto, Selasa (20/3/2018).

Menurut Setyo, terdapat kemungkinan ada orang yang terpengaruh setelah mengakses informasi kasus penyerangan tokoh agama melalui media-media sosial.

Baca Juga: Seram, Wewangian Mungkin Dapat Menyebabkan Lelaki Impoten

Terlepas dari informasi yang diaksesnya itu benar terjadi atau bohong alias hoaks, namun bisa menstimulasi seseorang untuk melakukan hal sama.

Setyo menegaskan, sementara ini, Polri hanya mendapat laporan 4 kasus penyerangan tokoh keagamaan, termasuk di Kendal, Jateng.

Dengan begitu, siapa pun yang menyebar informasi mengenai ”maraknya pembantaian ulama” adalah hoaks.

"Yang lain hoaks.  Yang benar cuma tiga ditambah satu di Kendal. Ini yang perlu kami informasikan kepada masyarakat,” tandasnya.

Sebelumnya, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kendal Ajun Komisaris Aris Munandar menjelaskan tindak penganiayaan terhadap Kiai NU itu terjadi pada Sabtu (17/3) akhir pekan lalu.

Baca Juga: Banyak Sampah Kulit Kabel di Gorong-Gorong, Anies: Ada Pencuri

Kala itu, Agus Nurus—putra Kiai Zaenuri—sedang mengeluarkan mobil dari garasi rumah. Suyatno mendadak menyerang Agus yang masih berada di dalam mobil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI