Bom Thamrin, Alasan Nenek Candri Enggan Sekolahkan 5 Anak Asuhnya

Selasa, 20 Maret 2018 | 06:30 WIB
Bom Thamrin, Alasan Nenek Candri Enggan Sekolahkan 5 Anak Asuhnya
Nenek Candri Widarta didampingi kuasa hukumnya saat menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya [Suara.com/Agung Sandy Lesmana]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nenek bernama Candri Widarta membeberkan alasan memberikan pendidikan kepada kelima anak asuhnya melalui homeschooling.

Menurutnya, kelima anak asuhnya itu sempat mengenyam pendidikan di Sekolah Katolik Santa Theresia, Jalan Haji Agus Salim, Menteng, Jakarta Pusat.

"Banyak di sekolah, anak-anak lagi sekolah Theresia tadinya," kata Candri usai menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya  Senin (19/3/2018).

Namun, sejak ada aksi terorisme di Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat pada medio Januari 2016 lalu, akhirnya Candri melayangkan permintaan kepada pihak sekolah agar mengutus para guru-guru Santa Theresia mengajar anak-anak asuhnya di hotel.

Baca Juga: Tak Terima Dituduh, Nenek Candri Ancam Lapor Balik LPAI

Lokasi ledakan bom Thamrin yang menelan korban jiwa dan luka-luka itu memang terbilang sangat dekat dengan Sekolah Santa Theresia 

"Tapi karena ada kejadian (bom) di Sarinah, saya minta izin tidak sekolah, anak anak dapat homeschooling. Ini yang sebenarnya, boleh tanya," katanya.

Salah satu dari kelima anak asuhya itu juga sudah ada yang lulus dari Santa Theresia. Namun, perempuan paruh baya itu tak menjelaskan tingkatan pendidikan dari anak asuhnya yang lulus di Sekolah Katolik tersebut.

"Iya dong, sempat lulus. Nanti oma tunjukan," kata dia.

Sebelumnya, polisi menemukan lima anak yang diduga menjadi korban penelantaran dan penganiayaan di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat, Rabu (28/2/2018). Kelima anak tersebut berinisal FA (13), RW (14), OW (13), TW (8), dan EW (10).

Baca Juga: Bantah Menganiaya, Nenek Candri Bawa Keluarga Anak Asuh

Candri sudah bertahun-tahun tinggal bersama lima asuhnya di sejumlah hotel di Jakarta. Namun, perempuan paruh baya itu diduga kerap menganiaya selama tinggal bersama kelima anak asuhnya.

REKOMENDASI

TERKINI