Aldi akhirnya dioperasi di RS Palu dan proyektil peluru nyasar itu bisa dikeluarkan dari kepalanya. Setelahnya, ia dirawat di RS tersebut selama dua pekan.
“Tapi saya tak puas di RS Palu. Karena saya mendesak RS memberikan hasil rekam medis pengangkatan proyektil, tapi tak dibolehkan dokter. Alasannya, saya tidak berkompeten meminta rekam medis itu,” tukasnya.
Kekinian, kata dia, Aldi sudah sembuh secara disik. Namun, kejiwaan Aldi terganggu. Ia masih terbayang peristiwa nahas tersebut.
"Untuk fisik saya bersyukur aldi sembuh. Tapi Aldi merasa traumatis. Kejiwaannya terganggu. Dia suka berhalusisasi sendiri, marah-marah sendiri. Lihat polisi takut ," ujar Melpina.
Baca Juga: Kominfo: Kami Tak Pegang Data Masyarakat di Registrasi Sim Card
Aldi kemudian dibawa ke Jakarta dan melanjutkan proses pemulihan di Rumah sakit Polri, Jakarta Timur. Namun, Aldi tetap traumatis.
“Aldi kini menjalani rawat jalan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Ini saya sampai sekarang tidak tahu sama sekali peluru apa yang bersarang di kepala Aldi," ujar Melpina.
Melpina juga sudah membuat sejumlah laporan ke Kepolisian Daerah, Sulawesi Tengah, namun ditolak. Kemudian, Melpina melaporkan ke Propam Polda Sulteng, tak hingga kekinian laporannya tak memunyai kejuntrungan.
"Ini sudah enam bulan berlalu. Saya minta keadilan semua proses ternyata berjalan ditempat buntu," ujar Melpina.
Dengan mendatangi Bareskrim Polri, Melpina berharap bisa membawa keadilan bagi putranya.
Baca Juga: Misrin Dipancung Arab Saudi, Jokowi Didesak Kirim Surat Protes
"Kasus ini harus dibongkar oleh Bareskrim. Harus ditemukan siapa pelakunya, karena sampai saat ini kasus jalan di tempat," tegasnya.