Suara.com - Presiden Joko Widodo ternyata sudah kali ketiga melobi Arab Saudi agar tidak mengeksekusi Muhammad Zaini Misrin Arsyah, tenaga kerja Indonesia yang dituduh membunuh majikannya.
Namun, kata Direktur Migrant Care Wahyu Susilo, lobi-lobi Jokowi kepada Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud itu tidak mampu menyelamatkan Misrin yang dipancung pada Minggu (18/3) akhir pekan lalu.
“Jadi Pak Jokowi dulu tahun 2015 sudah mengajukan permohonan pengampunan saat lawatannya ke Saudi. Saat Raja Salman ke Indonesia pada Maret 2017 juga dilobi, tapi tak ada tindak lanjut dari Saudi,” kata Wahyu, Senin (19/3/2018).
Tak hanya itu, Jokowi juga sempat melayangkan surat permohonan agar Misrin dan TKI terancam hukuman mati di Saudi untuk dibebaskan.
Baca Juga: Ganjil-Genap Juga akan Berlaku di Tol Tangerang, Kapan?
Namun, segala upaya itu ternyata tidak tokcer.
Melihat kondisi tersebut, Migrant Care mendesak kepada pemerintah agar mengirimkan nota protes ke Kerajaan Arab Saudi.
“Kami menuntut agar presiden segera mengirimkan nota protes diplomatik kepada Arab Saudi terkait eksekusi mati Zaini," katanya.
Pasalnya, setelah Zaini dipancung, ada dua TKI lainnya yang terancam hukuman sama, yakni Tuty Tursilawati dan Eti binti Toyib asal Jawa Barat. Pada tahun 2010, keduanya divonis hukuman mati karena kasus pembunuhan.
Sebelum Misrin, sejumlah buruh migran Indonesia juga sudah ada yang dipancung Saudi.
Baca Juga: Ke Muara Angke, Anies Baswedan Pungut Sampah Tanpa Sarung Tangan
Pada 2015, Siti Zainab, WNI asal Bangkalan, Madura, dihukum mati karena kasus pembunuhan yang terjadi pada 1999.