Suara.com - Paslon cagub-cawagub Jateng Ganjar Pranowo - Taj Yasin Maemon dan Sudirman Said - Ida Fauziyah, saling berebut jawaban terbaik dari para panelis dalam debat 'Kandidat Bicara', di Hotel Gumaya Semarang, Kamis (15/3/2018) malam.
Empat panelis yakni pengamat politik Universitas Diponegoro Semarang Teguh Yuwono, budayawan Prie GS, Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda, dan Direktur INDEF Enny Sri Hartati, melontarkan isu-isu hangat yang ada di Jateng.
Beberapa di antaranya yang dilontarkan terkait program unggulan kedua paslon itu yakni pemberdayaan pesantren dan kalangan santri.
Pesantren dengan massa santri di Jateng cukup menjanjikan, apalagi masing-masing cawagub dua Paslon sama-sama punyai akses kalangan pesantren dengan basis Nahdliyin.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Ditagih Bayar Utang Kontrakan saat Blusukan
Taj Yasin dari PPP yang mendampingi cagub Ganjar Pranowo dan cawagub Ida Fauziyah dari PKB mendampingi cagub Sudirman Said.
"Santri menginginkan bantuan pada pondok pesantren dan madrasah sudah kita siapkan anggarannya, kita hitung ada Rp330 miliar," kata Ganjar.
Hitungan dana itu, kata Ganjar bisa sebagai diekstensikan pada beberapa program seperti akses permodalan dan ekonomi kerakyatan yang ada di pondok pesantren.
"Ide bisnis bisa berupa membuat mini market, kulakan, kita bisa akses ke itu," tambahnya.
Ganjar menampik saat Sudirman menilai Jateng kalah dengan Jatim dalam perhatian terhadap pesantren. Bahkan, Ganjar mengaku dari data dalam satu periode kepemimpinannya mencatat prestasi tersendiri.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Siap Beberkan Masalah e-KTP di Persidangan
"Kalau kita lihat data dari Biro Bina Mental yang sekarang Biro Kesra itu sudah jalan, seperti pelatihan naker, koperasi UMKM, perindustrian dan perdagangan, bahkan kalau diekstensikan sampai pada pemenuhan perpustakaan pesantren, kita bisa berikan terobosan," terang Ganjar.