Suara.com - Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Surabaya, Ery Cahyadi mengaku tidak ada di rumah saat teror penembakan mobilnya terjadi. Dia ada di kantor.
Mobil Toyota Innova warna hitam dengan Nopol L 88 EC milik Ery yang diparkir di garasi rumahnya diberondong tembakan oleh orang tak dikenal.
Peristiwa itu terjadi, Rabu (14/3/2018) sekitar pukul 13.00 WIB di Perumahan Puri Kencana Karah, Kecamatan Jambangan. Ada 9-10 bekas tembakan di body mobil itu.
Ery merasa tak pernah punya musuh. Dia mengklaim selama menjabat sebagai kepala dinas kurang lebih dua tahun, bekerja profesional.
Baca Juga: Menelisik Motif Penembakan Mobil Anak Buah Wali Kota Risma
"Dalam melakukan pekerjaan, saya selalu mengedepankan aturan. Untuk itu, jika ada aturan yang dilanggar saya selalu mengingatkan," kata Ery saat ditemui di ruang kerjanya di Jalan Taman Surya nomor 1, Surabaya, Kamis (15/3/2018).
Diceritakannya, saat kejadian penembakan, keluarga Ery berada di dalam rumah. Sedangkan Ery berada di kantor.
"Saya waktu itu bekerja di kantor. Saat kejadian, ibu, anak dan istri saya ada di dalam rumah," jelas Ery.
Ditanya apakah keluarga tidak mendengar suara tembakan? Mantan Kepala Bagian (Kabag) Bina Program, Pemkot Surabaya ini mengatakan tidak ada yang tahu.
"Keluarga saya tahunya setelah kejadian. Saat kejadian tidak ada yang mendengar kalau ada tembakan. Tahu-tahu saat keluar rumah melihat kondisi mobil rusak dan ada bekas tembakan," tukasnya.
Baca Juga: Polisi: Penembakan Studio Rhoma Irama Bukan Aksi Teroris
Meski Ery telah menerima teror yang pertama kali dialaminya, dia tidak punya niatan untuk mengungsikan keluarganya ke tempat lain demi keamanan dan kenyamanan anak istrinya.
"Tidak lah, saya anggap ini tidak ada apa-apa. Saya meyakini ini hanya kesalahpahaman saja. Rumahku adalah surgaku," pungkas Ery. (Achmad Ali)