Suara.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, boleh dikatakan sebagai satu-satunya kepala daerah di Indonesia yang menganggap serius bahaya "jomblo" di kalangan rakyatnya.
Setidaknya, keseriusan Sandiaga untuk mengibarkan "bendera perang" mengentaskan jomblo, tampak dari beragamnya wacana kebijakan yang dilontarkannya.
Termutakhir, Sandiaga menegaskan jomblo atau seseorang yang lajang tak boleh menjadi peserta program Rumah DP Nol Rupiah.
"Syarat untuk ikut program Rumah DP Nol Rupiah ada dua, yakni warga DKI Jakarta dan sudah menikah. Jadi yang jomblo (lajang), mohon maaf, belum bisa,” kata Sandiaga dalam acara Sosialisasi dan Pendalaman Materi Pada Jurnalis Tentang Program Hunian program DP nol rupiah di gedung Blok G, Balai Kota, Jakarta, Rabu (14/3/2018).
Baca Juga: Ditambah Moeldoko, Sudah ada 5,1 Juta Pelapor SPT
Rekam jejak Sandiaga dalam memerangi jomblo terlacak sejak ia melontarkan gagasan membuat Kartu Jakarta Jomblo (KJJ).
Wacana KJJ tersebut, sudah dilempar Sandiaga kepad publik sejak dirinya masih berstatus calon wakil gubernur dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Jadi nanti, jomblo yang dapat KJJ bakal dapat sejumlah fasilitas untuk mendapatkan pasangan. Taaruf tapi masa berlaku KJJ untuk setiap penerima hanya 6 bulan. Jadi, 6 bulan harus punya pasangan," tutur Sandiaga di Is Plaza, Jakarta Timur, Minggu, 30 April 2017.
Sandiaga bahhkan mengklaim, idenya untuk menampung aspirasi warga DKI yang berstatus lajang dan tak punya pacar (jomblo) mendapat tanggapan positif dari banyak kalangan.
Karenanya, Sandiaga berjanji akan segera dirumuskan program khusus jomblo tersebut.
Baca Juga: Lantik 3 Kapolda, Tito: Konsekuensi Sumpah di Dunia dan Akhirat
"Banyak yang tertarik, dan ini adalah respons terhadap aspirasi jomblowan dan jomblowati dan direspons Mas Anies (Baswedan)," kata Sandiaga di Posko tim Anies-Sandiaga, Jalan Melawai Raya, Blok M,Jakarta Selatan, Rabu (3/5/17).