Suara.com - Peneliti Departemen Komunikasi dan Informasi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Savic Ali, menilai elit politik tidak bisa diandalkan dalam mencegah penyebaran informasi tidak benar alias hoaks.
"Ya elite politik tidak banyak berbuat untuk mengedukasi publik agar bisa lebih melek dalam urusan media. Bahkan mereka ikut-ikutan 'mengeksploitir' (membesarkan) sentimen, yang membuat orang lebih mudah termakan hoaks," ujar Savic di seusai menjadi pembicara di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (14/3/2018).
Menurut Savic, sebagian elit politik di Indonesia memiliki sentimen dalam menyikapi sebuah informasi. Hal ini dilihat dari sejumlah elit menanggapi isu yang berkembang di tanah air.
"Kalau orang tidak punya sentimen, saya kira dia akan lebih hati-hati. Tapi kalau dia sudah punya sentimen negatif, nah politisi berjasa besar dalam konteks menciptakan namanya common enemy, dalam konteks membangkitkan sentimen kebencian," kata Savic.
Ia menyebut sikap elit politik di tanah air sama dengan politikus di Amerika Serikat. Yakni, memanfaatkan situasi dan informasi yang berkembang meski kebenarannya diragukan.
"Di Amerika juga begitu, polanya mirip-mirip. Saya kira kita tidak bisa berharap banyak pada politisi. Wong mereka menghasilkan regulasi yang benar saja tidak bisa kok," kata Direktur NU Online itu.