Suara.com - Almarhum Hari Darmawan, pendiri waralaba Matahari, Rabu (14/3/2018) siang ini WITA, akan di kremasi di daerah Taman Mumbul, Nusa Dua Badung.
Saat ini tempat pesemayaman di Rumah Duka Kertha Semadi, Denpasar sudah terlihat ada persiapan. Ada enam bus yang sudah terparkir di halaman Rumah Duka Kertha Semadi.
Bus-bus tersebut akan mengangkut rombongan pengantar jenazah almarhum ke krematorium di Nusa Dua, Badung.
Martinus Parera, kerabat almarhum mengatakan, untuk keluarga dan kerabat yang akan mengantarkan jenazah ke krematorium, disarankan menggunakan bus yang disediakan oleh keluarga.
Baca Juga: Polisi: Tak Ada Tanda Kekerasan di Kematian Pendiri Matahari
"Hal itu untuk menghindari adanya kemacetan. Sekarang ini jalanan padat pasalnya masyarakat Bali sudah mulai Upacara Melasti," jelasnya.
Martinus menerangkan, demi kelancaran perjalanan jenazah menuju ke krematorium, nantinya rombongan bus akan dikawal pihak kepolisian.
Terlebih lagi lokasi tempat parkir di krematorium tidak luas. Sehingga dikhawatirkan akan merepotkan pelayat yang membawa kendaraan pribadi.
"Untuk jalannya yang pertama kami akan lewat jalur biasa dulu, Jalan Bulu Indah, Imam Bonjol, By Pass, tapi kalau nanti mecet parah kami akan menggunakan jalur tol," paparnya.
Baca Juga: Kematian Pendiri Matahari Masih Gelap, Mabes Polri Ikut Pantau
Martinus menjelaskan, sebelum dibawa ke krematorium akan ada kebaktikan pemberangkatan jenazah sekitar pukul 09.00 WITA.
Kemudian sekitar pukul 11.30 WITA jenazah akan diberangkatkan ke krematorium di Nusa Dua Badung. Sebelum dikremasi, pada pukul 13.00 WITA akan ada kebaktian di krematorium.
Seperti diketahui, Hari Darmawan ditemukan tewas pada, Sabtu (10/3/2018) lalu, di sekitar Sungai Ciliwung. Sehari kemudian, jenazah diterbangkan ke Bali dan tiba di Rumah Duka Kerta Semadi pada pukul 01.30 WITA.
Saat ini, sekitar pukul 08.00 WITA, para pegawai Matahari sudah mulai berdatangan ke Rumah Duka Kerta Semadi. Terlihat karyawan Matahari rata-rata memakai seragam kerja khas warna merah.
Salah satu karyawan Matahari, Budi Yuliawan mengatakan, kedatangannya untuk mengatarkan jenazah almarhum ke krematorium. Dia menyatakan, bahwa untuk melayat ini termasuk dihitung masuk kerja.
"Ya kami dihitung masuk kerja. Setiap karyawan yang ke sini memang diminta memakai baju kebesaran Matahari warna merah," ungkapnya.
Almarhum suami dari Anna Yanti ini meninggalkan dua orang putra dan dua orang putri. [Luh Wayanti]